Bursa Saham Cina Jatuh

TRANSINDOENSIA.CO – Saham-saham Asia terus menurun pada Senin (11/1/2016) seiring kecemasan akibat penjualan di bursa pekan lalu yang membuat investor terus waspada.

Pasar saham dunia menderita kerugian besar setelah perdagangan Cina dua kali dihentikan pekan lalu karena anjloknya nilai saham secara dramatis sehingga memicu mekanisme pemutus sirkuit, dan meningkatkan ketidakpastian.

Pada Jumat lalu, Cina menghentikan mekanisme tersebut, langkah yang meyakinkan para pialang.

Namun indeks Shanghai Composite turun 2,5% menjadi 3.106,38 dalam perdagangan awal. Data inflasi yang lemah pada akhir pekan tak berhasil meyakinkan investor.

Ilustrasi bursa saham
Ilustrasi bursa saham

Pada bulan Desember, inflasi konsumen Cina naik 1,6% dari setahun lalu, dan bulan sebelumnya, 1,5%.

Namun risiko deflasi tetap mengancam negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia itu, seiring dengan harga-harga biaya produksi barang terus menurun untuk 46 bulan berturut-turut -terakhir turun 5,9%.

Indeks Hang Seng turun 2,4% ke 19.964,64, menyusul anjloknya saham di bursa Cina daratan.

“Rasanya kita berada di pusat ketakutan, panik, dan kebingungan di pasar global,” kata Chris Weston, ahli strategi pasar di perusahaan perdagangan saham IG.

Minyak lebih dalam

Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 2% menjadi 4.892,6 seiring jatuhnya harga minyak yang terus membebani pasar.

Harga minyak mentah Brent turun 50 sen menjadi $33,05 per barel.

Pasar Jepang tutup untuk libur nasional dan di Korea Selatan, indeks Kospi yang menjadi standar turun 0,7% menjadi 1.904,14 poin.(Bbc/Lin)

Share