Seni Dalam Birokrasi

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Seni sebagai bagian dari hidup dan kehidupan manusia, yang ada disemua lini dan sisi. Seni dalam birokrasi nampak dalam perilaku organisasi dan kualitas pelayanannya.

Dalam birokrasi yang kurang mampu memanfaatkan atau menghidupkan dalam profesinya biasanya kaku, banyak komplain dan tak jarang malah menyimpang dari apa yang diharapkan.

Tempat kerja (kantor atau ruang-ruang publik) seakan tak manusiawi, kotor, bau, kumuh, berantakan sekalipun tidak terharu aparatur-aparaturnya.

Perilaku dan kompetensinya tak jarang jauh dari standar profesional, tak jarang malah menyusahkan yang dilayaninya. Produk-produk kinerjanya terkesan serampangan , seadanya dan sejadinya. Bukan tugas pokok yang dikerjakanya, melainkan hanyalah pokoknya tugas.

Seni dalam birokrasi akan berpengaruh pada budaya organisasi, dan bagi yang mampu memanfaatkan dan mengimplementasikan banyak hal positif yang secara signifikan dirasakan oleh banyak orang.

Kebersihan, keindahan, kenyamanan, kemudahan, kelancaran, hingga kecepatan pelayananpun dirasakan. Birokrasi terkadang kaku, menyebalkan, membosankan bahkan memuakan akibat dari apa yang ditunjukan sekedar saja yabg pentg masih ada pelayanan.

Suka silakan, gak suka jangan kemari. Sifat semaunya, masa bodoh sulit direformasi, hobby KKN dan banyak lagi penyakit-penyakit birokrasi bisa diobati dengan seni.

Pemimpin menjadi penentu sehat tidaknya birokrasi. Tatkala iapun sepaham dan sama gilanya maka ia akan menunjukan sikap dan sifat serta perilaku yang sama.

Pasti tidak ada beda. Sebaliknya pemimpin yang mampu mengaplikasikan seni dalam kepemimpinanya akan berbeda dengan yang lainya.

Ia bukan lagi cari muka, tidak hanya sebatas mencari peluang, bukan semata-mata untuk berkuasa, hobbynya bukanlah menjilat atau penumpuk harta namun ia akan memanusiakan manusia semaksimal ia bisa. Seni memang mengasah hati dan memuliakan pekerjaan karena mampu memanusiakan. (CDL-Jkt140515)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment