TRANSINDONESIA.CO – Khairil Anwar, seorang anak berusia empat tahun warga Jalan Akasia RT 06 Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, tenggelam di Sungai Barito sejak Jumat (24/4/2015) hingga Selasa (28/4/2015) pagi belum ditemukan.
“Saat ini warga masih melakukan pencarian terhadap korban yang diduga hanyut di bawa arus Sungai Barito yang deras yang sudah memasuki hari kelima,” kata seorang relawan dari bantuan komunikasi RAPI Barito Utara, Roosmadianor di Muara Teweh, Selasa pagi.
Tenggelamnya korban itu terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 Wib, saat bersama ibunya hendak mandi dirumah lanting (bangunan terapung) yang merupakan tempat tinggal korban bersama orang tuanya.
Menuru Roosmadianor, pencarian terus dilakukan baik pagi, siang maupun malam hari dan rencananya hari ini diperluas hingga hingga Kecamatan Montallat yang jaraknya dari tempat kejadian musibah (TKM) sekitar sepuluh kilometer.
Pencarian juga dilakukan pihak keluarga korban, masyarakat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dengan melakukan penyisiran di sejumlah tempat dan rumah lanting (bangunan terapung).
“Kita harapkan bantuan pihak lainnya untuk memaksimalkan pencarian korban, hingga cepat ditemukan,” katanya.
Peristiwa itu terjadi saat korban Khairil anak pasangan Sandi dan Wati ini diduga jatuh ke sungai ketika ibunya sedang mencuci pakaian ditempat yang sama.
Saat mencuci posisi Wati membelakangi korban. Setelah mengetahui anaknya hilang, ibunya langsung teriak histeris minta pertolongan kepada warga untuk melakukan pencarian korban. Nenek korban juga terlihat syok.
Sementara itu, puluhan warga kemudian berusaha melakukan pencarian baik dengan cara menyelam maupun dengan cara meleparkan jala (alat tangkap ikan) di sekitar lokasi kejadian tempat tenggelamnya Khairil.
“Ibunya histeris ketika mengetahui anaknya terjatuh ke sungai, lalu warga di sekitar datang dan turut membantu pencaharian dengan menggunakan alat berupa jaring untuk menangkap ikan. Sedangkan ayahnya Sandi waktu kejadian sedang bekerja sebagai buruh bangunan di Kota Palangka Raya,” kata warga setempat, Arief.(ant/tan)