Empati: Menabur Hati Masa Kini Untuk Menciptakan Masa Depan

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Hati manusia memang tidak menentu namun menentukan. Dinamakan tidak menentu karena bisa berubah ubah dan bisa cepat berubah. Dari kondisi baik tiba-tiba menjadi marah, dari lembut tiba-tiba menjadi keras.

Hati dikatakan menentukan, karena suasana hati sangat mempengaruhi dalam berbagai aspek kehidupan. Berkomunikasi misalnya, tatkala hati sedang enak tentu kondisi normal, bisa menjadi lembut penuh dengan kata-kata yang mengenakan dan menyejukkan.

Sebaliknya, tatkala hati sedang menghadapi guncangan, entah tertekan atau bergeser dari posisinya, apa yang dikatakan bisa saja berdampak melukai dan menimbulkan suasana hati yang tidak nyaman.

Hati bagi manusia tidaklah nampak, namun hati inilah tanda hidup atau yang menghidupkan suasana atau menjadikn sesuatu menjadi lebih hidup. Hati ini pula yang memberikan makna disamping logika, karena makna tidak hanya dengan kata-kata logika saja tetapi juga dengan rasa.

Hati yang dipenuhi dengan rasa negatif maka akan bermunculan ungkapan-ungkapan yang membuat suasana tidak harmonis.

Akibatnya, perilakupun nampak menjadi egois, arogan, memaancing konflik bahkan kebenciaan. Sebaliknya, hati yang positif akan memunculkn ungkapan-ungkapan bahkan perilaku yang humanis, memahami, memaafkan bahkan romantis yang membuat suasana nyaman, sejuk dan penuh dengan kedamaian.

Empati merupakan produk dari hati yang positif, hati yang sehat, hati yang terkendali dan tidak luka batinya. Tahan uji, kuat mental, merupakan kuatnya hati untuk tidak hancur saat disakiti dan tidak terbang saat dipuji-puji.

Kesehatan jiwa juga dapat dimulai dari empati, karena empati inilah akan menunjukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang menyejukan, mengenakan dan memberi harapan. Empati merupakaan taburan hati yang sarat dengan kasih untuk memberikan yang terbaik.

Pelayann kepada publik yang penuh dengan empati, maka akan membuahkan simpatik dari yang dilayani.

Rasa puas dan bangga menjadikan citra bagi hati yang akan disampaikan dari mulut ke mulut dan terus bergulir bagai bola salju yang makin lama makin membesar dan menggelinding ke mana-mana.

Empati pelayanan publik dapat dikategorikan dalam berbagai wujud yang dilakukan:

  1. Memberikan suasana yang aman dan nyaman (asri)
  2. Membangun sistem-sistem yang mudah diakses dan cepat (modern)
  3. Ketepatan dan keakurasianya terjamin (profesional)
  4. Transparansi dan akuntabilitasnya dapat ditunjukan (moralitas)
  5. Perilaku petugas yang santun, ramah tutur kata dan perbuatan (penampilan prima)

Dampaknya adalah kepuasan pelanggan, tidak ada komplain dan membawa kepada kemaslahtan bagi orang banyak.

Kepuasan hati merajut luka batin yang menganga, empati menjadi jembatan hati dalam membangun citra. Hati yang puas tanpa disadari akan menumbuh kembangkan dalam membangun image sebagai bentuk simpati.(CDL-120115)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share