TRANSINDONESIA.CO – Dua duta besar negara sahabat dijadwalkan menghadiri peletakan baru pertama pembangunan Masjid An-Nubuwwah di Pondok Pesantren Al-Fatah Muhajirun Natar Lampung Selatan yang akan menjadi masjid terbesar di Lampung.
“Duta besar yang memastikan hadir, yakni Duta Besar Palestina, dan Duta Besar Paraguay yang baru menjadi mualaf di Indonesia beberapa waktu lalu,” kata ketua pelaksana pembangunan masjid Dade Novirzal, di Bandarlampung, Selasa (4/11/2014).
Masjid ini dirancang berkapasitas dapat menampung 6.000 jemaah dengan biaya pembangunan sekitar Rp13 miliar.
Selain dua dubes itu, lanjutnya, peletakan batu pertama juga dijadwalkan dihadiri oleh beberapa duta besar negara Islam, seperti Kuwait, Yaman, dan Sudan. Duta Besar Norwegia juga dijadwalkan hadir.
Ia menygatakan bahwa peletakan batu pertama Masjid An-Nubuwwah dijadwalkan pada Jumat 7 November 2014 yang direncanakan oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
Menurutnya, di kompleks Masjid An-Nubuwwah tersebut juga disiapkan berbagai fasilitas keumatan, seperti perpustakaan multimedia online, aula telekonferensi, studio radio dan televisi Islam, poliklinik masyarakat, serta kantor BMT (Baitul Mal Wat Tamwil), dan zakat, infak, sedekah (ZIS).
Masjid An-Nubuwwah sesuai dengan namanya diharapkan menjadi masjid yang berfungsi untuk berbagai kegiatan sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW untuk salat berjamaah maupun aktivitas keumatan lainnya.
Masjid dengan luas bangunan 3.526 meter persegi di atas tanah seluas 8.632 meter persegi ini, dibangun di kompleks Ponpes Al-Fatah Natar Lampung Selatan.
Panitia juga memprogramkan adanya semacam museum berisi diorama film dokumenter perjuangan Rasullah SAW, seperti Perang Badar, Khaibar, Fathu Makkah, replika pedang nabi, maket Masjid Al-Aqsha Palestina, dan lainnya, kata Novirzal pula.
Ia menjelaskan, masjid ini akan dibangun, mengingat perkembangan jumlah santri mencapai sekitar 1.300 orang ditambah warga sekitar kurang lebih 1.000 orang.
“Apalagi jika pengajian akbar, salat berjamaah paling tidak dua gelombang. Sedangkan daya tampung masjid sekarang sekitar 500–700 jemaah,” ujarnya lagi.
Selain para duta besar negara sahabat, menurutnya, perwakilan sekolah menengah IMTIAZ Melaka (semacam sekolah taruna di Indonesia) binaan Menteri Dalam Negeri Malaysia juga dijadwalkan hadir.
Sekolah itu juga menjalin kerja sama pendidikan dengan Ponpes Al-Fatah Lampung, utamanya bidang tahfidzul Quran dengan Al-Fatah menyediakan tenaga pengajar tahfidz untuk IMTIAZ.
Novirzal menjelaskan, dalam beberapa program pesantren itu melakukan pengiriman guru tahfidz ke Malaysia. Guru tahfidz Al-Fatah sudah menghasilkan puluhan tahfidz dengan program intensif tiga bulan.
“Hanya dalam waktu tersebut, anak-anak sekolah menengah di Malaysia itu berhasil menghafal Alquran 30 juz,” katanya.
Hingga sekarang tercatat santri Ponpes Al-Fatah berasal bukan hanya dari sekitar Lampung dan Pulau Jawa, namun juga dari mancanegara, seperti Malaysia, Afrika, Tiongkok, Italia, dan Maroko.
Selain itu, pesantren yang terdiri di atas lahan seluas 100 hektare itu, sering dikunjungi tamu-tamu dari luar negeri, seperti Palestina, Turki, Sudan, Yaman, Filipina, dan sejumlah negara lainnya.
Terkait program Dusun Muhajirun sebagai Kampung Islam Internasional, maka memang sangat penting untuk mempunyai masjid yang memadai dan sebagai pusat kunjungan muslimin.
Para dermawan yang berniat investasi amal jariah dapat langsung ke lokasi pembangunan di kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah, Al-Muhajirun Negara Ratu Natar Lampung Selatan, sekitar 12 km dari Bandara Raden Intan II.
“Bantuan juga dapat melalui rekening BRI nomor 06600-1000-271-302 atas nama panitia pembangunan Masjid An-Nubuwwah,” katanya lagi.(ant/dri)