TRANSINDONESIA.CO – Berdasarkan data sipongi melalui satelit National Oceanic Atmospiheric Administration atau NOAA-18, per 26 Agustus 2014 di Provinsi Kalimantan Tengah terpantau sebanyak 46 hotspot atau titik panas.
Jumlah titik hotspot tersebut tersebar di 10 dari 14 kabupaten kota se provinsi ini dan mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan per 25 Agustus 2014 yang hanya 20 titik, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mochtar di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Rabu (27/8/2014).
“Dari tanggal 1 hingga 26 Agustus hotspot di Kalteng mencapai 438 titik. Memasuki Agustus hingga Oktober kondisi Kalteng memang sangat panas sehingga hutan dan lahan mudah terbakar,” kata Mochtar menambahkan.
Hotspot yang terpantau di Kabupaten Kotawaringin Timur ada sembilan titik, Kotawaringin Barat delapan titik, Lamandau delapan titik, Sukamara enam titik, seruyan empat titik, Kapuas tiga titik, Katingan tiga Titik, Kota Palangka Raya ada tiga titik, Kabupaten Barito Timur satu titik dan Murung Raya satu titik.
Kepala BPBD Kalteng mengatakan selain melihat data dari Satelit NOAA-18, tim darat manggala agni Kabupaten/Kota juga telah diminta melakukan patroli untuk melihat sekaligus memadamkan apabila ada hutan ataupun yang terbakar.
“Sekarang ini memang semua pihak, baik kabupaten kota telah memiliki BPBD maupun yang belum, diminta agar lebih waspada terhadap api. Musim kemarau ini memasuki masa puncaknya dan harus diwaspadai,” kata Mochtar.
Kepala BPBD itupun mengimbau kepada perusahaan perkebunan dan masyarakat yang ada di provinsi berjuluk “Bumi Tambun Bungai” ini, agar berhati-hati terhadap api serta melaporkan apabila terjadi kebakaran di hutan maupun lahan.
“Hutan dan lahan di Kalteng sekarang ini sangat mudah terbakar akibat panasnya matahari. Sedikit saja terbakar, langsung cepat menyebar. Mari bersama-sama menjaga dan mengantisipasi kebakaran di Kalteng,” demikian Mochtar.(ant/tan)