Kalijodo Pindah ke Kalimalang?

TRANSINDONESIA.CO – Sebut saja Ismah, wanita mantan Kalijodo yang selama ini menggantungkan hidupnya selama di Jakarta, kini menetap sementara dirumah salah satu saudaranya di Bekasi, Jawa Barat, berharap memiliki pekerjaan.

Meski tidak memiliki keterampilan, wanita penghibur di café Kalijodo itu, mengaku masih ingin bekerja di café.

Tanpa keahlian, Ismah mengaku mudah mendapatakan uang hanya sekedar menemai tamu duduk saat minum.

“Kalau untuk yang lainnya lebih banyak lagi dapat uang. Tergantung negosiasi kita berani berapa berapa kalau melanjutkan kedalam bilik kalamar,” tutur Ismah, semalam.

Kalijodo menjelang malam hari.[Ist]
Kalijodo menjelang malam hari.[Ist]
Banyak perbincangan dengan Ismah tentang kesenangannya yang didapat di Kalijodo, selain uang ang bisa menafkahi anaknya di kampong, wanita beruisa 29 tahun itu juga dapat bersenang-senang dengan pria yang disukai atau para pria yang mampir di kefe tempat dia bekerja.

Hal yang mengejutkan, ketika Ismah berharap Kalijodo dapat dipindah ke Kalimalang, Bekasi, untuk melanjutkan profesinya sebgaai wanita penghibur lelaki hidup belang.

“Ada sich rencana teman-teman yang saat ini tingal semenatra dirumah saudara masing-masing ingin berkumpul lagi. Salahsatunya pingin di Kalimalang,” tutur wanita yang memiliki bibir sensual itu.

Janda dua anak asal Jawa Tengah itu, berharap bosnya di kafe yang kini digurus itu mau pindah dan mencari lokasi disekitar Kalimalang.

“Ya, kayaknya di jalur Kalimalang sangat memungkin untuk dibuat kafe seperti Kalijodo,” kata mantan pramusaji kafe Kalijodo itu.

Meski dia tidak mau ambil pusing tentang izin atau cara membuat kafe di jalur Kalimalang, Ismah menyatakan hal itu urusan pemilik.

“Kalau itu urusan bos-bos saja, kan sudah banyak kafe di jalur Kalimalang Bekasi,” timpalnya.

Memang, bebrapa kafe yang sejak tahun 2000 sudah ada beberapa kafe di jalur Kalimalang, namun tidak setenar seperti Kalijodo.

Nama Kalijodo di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kini sepi tanpa aktifitas kehidupan malam sejak digusur Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dinilai tidak memberikan manfaat karena menjadi lokalisasi prositusi juga diduga menjadikan ladang perjudian.

Sejarah lokalisasi Kalijodo dalam perkembangan kota Jakarta, dulunya hanyalah lokasi sentral ekonomi yang menghidupkan Jakarta, merupakan tempat persinggahan etnis Tionghoa yang mencari gundik atau selir.

Sekitar tahun 1600-an, Jakarta masih bernama Batavia, pada masa kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mayoritas penduduk Kalijodo adalah etnis Tionghoa.

Masyarakat berlatar belakang etnis Tionghoa ini adalah orang-orang yang melarikan diri dari Manchuria. Wilayah yang dulunya terletak di dekat perbatasan Korea Utara dan Rusia ini sedang mengalami perang. Saat melarikan diri ke Batavia, mereka tidak membawa istri, sehingga merekapun akhirnya mencari gundik atau pengganti istri di Batavia.

Dalam proses pencarian gundik, mereka kerap kali bertemu dikawasan bantaran sungai, tempat yang dijadikan dianggap menjadi pertemuan pencarian jodoh sehingga muncullah nama Kalijodo, dimana dalam bahasa Jawa artinya “Sungai Bertemunya Jodoh”.[Posbekasi.com]

Share
Leave a comment