TRANSINDONESIA.CO – Serangan udara militer Israel ke kota Gaza kian membabi buta. Pada Sabtu, 23 Agustus 2014, Israel membom sebuah apartemen 12 lantai di pusat Kota Gaza.
Serangan yang tidak terduga itu, seperti dilaporkan Harian Washington Post, mengakibatkan bangunan apartemen itu rata dengan tanah. Selain itu, 22 orang terluka, termasuk 11 anak dan lima perempuan. Militer Israel mengaku telah memperingatkan warga Palestina agar segera angkat kaki dari apartemen itu sebelum meluncurkan serangan.
Beruntung, warga berhasil menyelamatkan diri sebelum apartemen itu dibom. Menurut keterangan warga setempat, apartemen itu dihuni oleh 32 keluarga.
Militer Israel mengatakan apartemen itu digunakan sebagai pusat komandan militan Hamas.
Usai menyasar gedung apartemen 12 lantai, dua rudal Israel kemudian menghancurkan bangunan tinggi lainnya, Zafer Tower yang berlokasi di area Tel al-Hawa, Minggu 24 Agustus 2014.
Serangan udara Israel lainnya kemudian menyasar sebuah mobil dan menewaskan seorang pria serta 11 orang lainnya. Organisasi Front Pembebasan Palestina kemudian menyebut pria yang terbunuh dalam serangan udara itu sebagai komandan lapangan mereka.
Masih di hari yang sama, Israel menyasar sebuah gedung pusat perbelanjaan di Rafah. Selain menyebabkan kebakaran hebat, serangan udara itu turut melukai enam warga Palestina. Dalam serangan udara lainnya, Israel menyasar dua orang yang tengah mengendarai sepeda motor. Menurut petugas medis, keduanya tewas dalam serangan itu.
Data dari stasiun berita Al Jazeera, dalam serangan hari Sabtu kemarin, setidaknya 11 warga Palestina dilaporkan terbunuh melalui 55 serangan udara. Sementara dalam serangan udara hari ini yang dikutip Channel News Asia, menyebut Israel telah mengenai 20 target mereka.
Alhasil, jumlah warga Palestina yang terbunuh kian bertambah dan kini mencapai 2.016 orang. Sebagian besar berasal dari kaum sipil.
Serangan udara militer Israel yang kian intensif, sesuai dengan janji Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang akan membalas dendam atas kematian seorang warganya yang baru berusia empat tahun. Bocah laki-laki bernama Daniel Tregerman itu diketahui terbunuh oleh sebuah mortar roket yang diluncurkan dari sekolah badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, di Kibbutz.
Pada hari ini, Israel pun turut diserang roket. Militer Israel mengatakan hari ini ada lima roket yang ditembakkan dari Dataran Golan, Suriah. Namun, belum ada laporan adanya korban jiwa akibat serangan itu.
Sementara sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon telah mengenai sebuah rumah di Israel. Belum ada satu pun pihak yang mengklaim bertanggun jawab atas serangan tersebut.
Hidupkan gencatan senjata
Peperangan ini kembali pecah setelah kedua kubu sempat menyepakati genjatan senjata selama sembilan hari. Untuk mengembalikan perdamaian sementara itu, Presiden Palestina Mahmud Abbas bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Sabtu kemarin.
“Apa yang menjadi kepentingan kami saat ini yaitu menghentikan pertumpahan darah. Secepatnya setelah gencatan senjata kembali dilakukan, maka kedua pihak bisa duduk dan berdiskusi mengenai tuntutan mereka,” papar Abbas.
Sebelum bertolak ke Kairo, Abbas sempat berbicara dengan pemimpin Hamas yang mengasingkan diri, Khaled Mehaal di Qatar. Pasalnya, hingga saat ini belum ada titik temu mengenai tuntutan Hamas dan Israel. Hamas menuntut dicabutnya blokade di Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak tahun 2007.
Sementara Israel menyebut tidak bisa mencabut sepenuhnya blokade itu. Mereka menjanjikan bisa mengurangi pembatasan perdagangan dan kunjungan warga Palestina.
Namun, janji tersebut baru akan dipenuhi Israel, jika Hamas sepakat untuk melucuti semua senjata yang mereka miliki. Israel juga menuntut Hamas berhenti merakit dan menyelundupkan senjata. Tuntutan Israel itu langsung ditolak oleh Hamas.(rts/fen)