Friderica Widyasari Dewi: Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Terus Meningkat
TRANSINDONESIA.co | Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menyatakan berdasarkan survei nasional indeks literasi keuangan masyarakat terus meningkat di tahun 2022 sebesar 49,68 persen.
“Sudah naik sebetulnya dibanding dengan tahun 2019 yang masih sebesar 38 persen,” kata Dewi yang juga Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen dalam webinar di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Meski demikian, lanjutnya, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum terliterasi dalam hal keuangan. Sehingga masih banyak masyarakat yang terjebak dalam modus-modus investasi ilegal.
Selain itu, Indeks Literasi Digital di Indonesia tahun 2022 juga berada di level 3,54 poin dalam skala 1,5 yang juga relatif belum tinggi.
“Sebagian masyarakat belum bisa memilih sumber informasi di internet. Akhirnya banyak yang ikut-ikutan dan tidak tahu resikonya, sehingga banyak menjadi korban berbagai produk dan jasa yang ditawarkan secara ilegal,” jelas Kiki, panggilan Friderica.
Dia mengatakan, saat ini di tengah masyarakat ada fenomena baru terutama di kalangan anak muda, yaitu fenomena FOMO alias fear of missing out.
Kiki menjelaskan, FOMO seperti fenomena keharusan untuk mengikuti tren terkini agar dicap tidak ketinggalan zaman termasuk soal produk investasi.
“Tentu ini juga sikap yang sangat riskan terutama ketika ada tawaran-tawaran yang kemudian tidak dicek dulu kebenarannya, legalitasnya, apakah logis atau tidak.” Imbuhnya.
Menurut Kiki, karena fenomena FOMO ini semua kemudian ikut-ikutan dan kemudian terlihat korbannya semakin banyak yang berjatuhan di kalangan masyarakat.
“Hal ini karena tingkat literasi keuangan rendah juga menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat kurang atau belum mampu membedakan produk maupun jasa keuangan legal atau yang ilega,” ungkapnya. [met]