Inflasi Meningkat di Negara-negara Besar Dunia
TRANSINDONESIA.co | Konsumen makin mahal membayar keperluan rumah tangga mereka, mulai dari pemanas ruang, bahan bakar kendaraan, bahkan berbelanja bahan-bahan makanan di supermarket.
Inflasi memperumit pemulihan ekonomi konsumen dari pandemi dan menempatkan pemulihan ekonomi global dalam risiko.
Angka inflasi telah meningkat selama berbulan-bulan. Kantor berita AFP melaporkan, di Amerika Serikat (AS), data pemerintah yang dirilis minggu ini menunjukkan harga konsumen naik lima persen secara tahunan pada Oktober, tertinggi sejak 1990.
Di zona euro, harga konsumen naik 4,1 persen, tertinggi dalam 13 tahun. Di Inggris, peningkatannya mencapai 4,2 persen.
Inflasi di AS, Eropa dan Inggris itu meningkat lebih dari dua kali lipat dari target yang ditetapkan oleh masing-masing bank sentral.
Di bagian lain dunia inflasi juga meningkat. Di Rusia 8,1 persen, di Brasil hampir 11 persen, dan di Turki hampir 20 persen.
Di balik angka-angka abstrak tersebut, ada kenyataan dari melonjaknya biaya untuk mengisi tangki bensin, harga daging dan bahan makanan pokok lainnya yang lebih tinggi.
Di AS banyak perusahaan makanan mengurangi ukuran kemasan untuk menghindari kenaikan harga, sebuah praktik yang disebut penyusutan. Pemilik restoran mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah mulai menghapus produk yang menjadi terlalu mahal dari menu mereka, seperti air minum kemasan atau crab cakes. [my/ka]
Sumber: AFP/VOA