KPK Tahan Wali Kota Semarang dan Suami

TRANSINDONESIA.co | Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (HGR) bersama suaminya yang juga Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, Alwin Basri (AB), terkait dugaan korupsi di Pemerintah Kota Semarang.
“(Ditahan) selama 20 hari, terhitung mulai tanggal 19 Februari 2025 sampai dengan tanggal 10 Maret 2025,” kata Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Februari 2025.
Hevearita yang akrab disapa Mbak Ita dan suaminya di tahan usia menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik KPK sebagai tersangka. Keduanya mengenakan rompi tahanan KPK dan borgol, di tahan 20 hari di Rutan Negara Kelas 1 Jakarta Timur, terhitung mulai Kamis (19/2/2025).
Dugaan korupsi yang melilit keduanya kasus pengadaan barang atau jasa di Pemkot Semarang 2023-2024, dugaan pemerasan terhadap pegawai negeri insentif pemungutan pajak dan retribusi daerah Kota Semarang, serta dugaan penerimaan gratifikasi tahun 2023-2024.
Keduanya diduga menerima gratifikasi sejumlah Rp5 miliar.
Selain Mbak Ita dan suaminya, KPK juga telah menetapkan dua tersangka lainnya, yaitu Ketua Gapensi Semarang, Martono, serta Direktur Utama PT Deka Sari Perkasa, P. Rachmat Utama Djangkar. Martono dan Rachmat telah lebih dulu ditahan sejak 17 Januari 2025.
Keempat tersangka diduga terlibat dalam tindak pidana korupsi terkait pengadaan barang dan jasa, gratifikasi, serta pemerasan terhadap pegawai negeri terkait insentif pemungutan pajak dan retribusi di Semarang.
Dalam proses penyidikan berjalan, KPK setidaknya sudah menggeledah sekitar 10 rumah serta 46 kantor dinas dan organisasi perangkat daerah untuk mencari barang bukti.
KPK mengamankan sejumlah barang bukti diduga terkait dengan perkara yang sedang diusut. Mulai dari dokumen APBD 2023-2024, dokumen pengadaan masing-masing dinas, hingga uang pecahan rupiah dan euro. [sfn]