Lemdiklat Polri Mengajarkan Branding dan Marketing bagi Kebaikan dan Perbaikan
TRANSINDONESIA.co | Menjadi Polisi dalam pemolisiannya untuk kebaikan, perbaikan dan bagi meningkatnya hajat hidup masyarakat. Keberadaan polisi menjadi ikon bagi keamanan, keselamatan, kedekatan, hukum dan keadilan maupun bagi kemanusiaan. Polisi dalam pemolisiannya mengemas, membranding dan memarketingkan agar apa yang dilakukan dikenal kebaikannya.
Pikiran, perkataan dan perbuatan sinkron, seiring sejalan demi keutamaan.
Negara Jepang salah satu negara yang mampu mengemas, membranding dan memarketingkan. Seni melipat kertas dikenal dengan origami, seni merangkai bunga dikenal dengan ikebana, seni mengkerdilkan pohon dikenal dengan bonsai, seni komik dikenal dengan manga dsb. Dari polisi dan pemolisiannya dikenal dengan koban dan chuzaicho dsb.
Mengapa mereka dikenal dan menginspirasi banyak negara ? Banyak faktor yang bisa dijadikan elemen pendukungnya antara lain :
1.Political will yang kuat dan mampu menjadikan bangsanya menjadi pembelajar dalam sistem clean and good governance
2.Para pemimpin dengan kepemimpinan yang transformatif yang mampu untuk : belajar dan memperbaiki kesalahan masa lalu, siap di masa kini dan mampu enyiapkan masa depan yang lebih baik.
3.Pendidikan yang menjadikan pembelajar dengan berbasis moral dan literasi yang mengajarkan berani berpikir kritis (out of the box)
4.Komitmen dan Konsekuen dalam bekerja untuk mencapai keutamaan
5.Membangun sistem anti korupsi
6.Mereformasi birokrasi terutama secara kultural menjadi birokrasi yang rasional
7.Menegakan hukum tegas namun tetap humanis
8.Memberlakukan sistem reward and punishment secara fair dan akuntabel
9.Menunbuh kembangkan dan menghadilkan kebaruan
10.Membangun soft power maupun smart power
Masih banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk mampu bersaing dan menunjukan keunggulannya.
Kemampuan bersaing dan unggul tentu membutuhkan spirit yang tangguh dalam menghadapi berbagai tekanan maupun permasalahan dengan segala keterbatasannya. Tatkala mentalnya cengeng tentu tidak mampu melihat peluang.
Kemampuan melihat segala sesuatu menjadi peluang akan mendorong jiwa menjadi petarung siap menghadapi berbagai masalah dan siap menjadi pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat.
Tekad kuat terus ditanamkan dan menjadi sumberdaya manusia unggul yang mampu dibanggakan di mana mana. Menjadi inspirator, motivator. Bekerja proaktif dan silutif tidak apatis yang selalu menunggu perintah.
Sumber daya manusia tangguh akan mudah terinspirasi dan berani berinovasi. Si sinilah Lemdiklat Polri mentranformasi untuk menjadikan siapa bukan sebatas apa dan bagaimana, karena sumberdaya manusia adalah aset utama bangsa.***CDL