Perempuan Pemeran Pengganti Ingin Hollywood Berubah Terkait Aksi Mengemudi

TRANSINDONESIA.co | Olivia Summers, yang memelopori organisasi tersebut, telah menjadi pemeran pengganti (stuntwoman) selama 20 tahun, termasuk untuk film-film seperti “Bridesmaids” dan “The Flight Attendant.” Namun, ia kecewa karena lelaki pemeran pengganti sering digunakan dalam aksi mengemudi aktor perempuan. Ia pernah mengeluhkan hal itu ke produser film.

“Asosiasi Pengemudi Perempuan, AWD, dimulai seusai saya melangsungkan pertemuan produksi yang tidak terlalu bagus tentang sebuah iklan. Produser iklan tersebut berkata ‘Oh, saya tidak tahu ada pengemudi perempuan. Kami baru saja memasang wig pada seorang lelaki.’ Saya sangat frustrasi karena saya berpikir, bagaimana orang ini tidak mengetahui hal ini atau apakah ini hanya kebohongan yang ditutup-tutupi?” kata Summers.

Tidak hanya itu. Ada juga praktik yang dikenal sebagai “paintdown” yaitu pemeran pengganti dicat kulit dan rambutnya dengan warna hitam atau coklat untuk meniru aktor kulit berwarna, katanya. Praktik itu juga diterapkan kepada lelaki pemeran pengganti untuk aktor perempuan.

Tiga perempat dari pemeran pengganti adalah laki-laki dan seperempatnya adalah perempuan, menurut Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA).

Meskipun peraturan serikat itu menyatakan bahwa tim produksi harus mencari pemeran pengganti perempuan untuk peran perempuan dan sebaliknya, koordinator pemeran pengganti dapat menyiasatinya dengan menyatakan bahwa mereka telah berusaha sekuat tenaga untuk menemukan pemeran perempuan.

Menurut pedoman SAG-AFTRA, koordinator pemeran pengganti harus berkonsultasi dengan serikat pekerja jika mereka tidak dapat menemukan pemeran pengganti yang cocok, tetapi hal ini jarang terjadi, kata Summers.

Naoki Kobayashi, pemilik Drift 101, arena latihan mengemudi bagi para pemeran pengganti, mengatakan, situasi ini harus berubah.

“Saya pikir kita semua perlu menghormati dan memandang semua orang secara setara dan hal ini harus didasarkan pada bakat mereka, bukan karena mereka telah menunjukkan pengalaman selama bertahun-tahun. Kita harus terbuka. Industri ini mulai dirugikan karena hal itu dan harus ada cara berpikir baru tentang industri ini, orang-orangnya, artisnya, semuanya secara umum,” kata Kobayashi.

Ketimpangan pembayaran juga terjadi terkait jenis kelamin, kata Ashlei Tave, seorang pemeran pengganti.

“Kami mendapatkan apa yang disebut penyesuaian, yang didasarkan pada tingkat kesulitan aksi, keahlian Anda, berapa kali Anda harus melakukannya. Saya melihat lelaki mendapatkan penyesuaian bayaran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan perempuan untuk melakukan hal yang persis sama.” [voa]

Share