Stok Pangan Gunungkidul Aman, Yuna Pancawati Imbau Masyarakat Bijak Berbelanja

TRANSINDONESIA.co | Stok komoditas pangan pokok di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dipastikan cukup tersedia selama bulan Ramadan 1445H hingga Hari Raya Idul Fitri mendatang. Untuk itu, masyarakat Gunungkidul diimbau agar dapat bijak dalam berbelanja sesuai dengan kebutuhan.

“Ketersediaan komoditas pangan pokok mencukupi di Kabupaten Gunungkidul. Untuk masyarakat, tentunya menjelang hari besar keagamaan Idul Fitri ini, belanjalah dengan bijak. Belanjalah sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan keinginan ya. Apalagi menjelang buka puasa, tentunya kan biasanya pengen belanja macam-macam gitu ya. Belanjalah yang bijak karena semua jenis komoditas ketersediaannya sudah cukup,” jelas Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (APSDA) DIY, Yuna Pancawati, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, melakukan pantauan langsung ke Pasar Playen, Gunungkidul, Rabu (21/3/2024).

Berdasarkan hasil pantauan tersebut, diketahui pula harga komoditas pangan pokok mengalami kenaikan. Menanggapi kondisi tersebut, Yuna mengatakan, beberapa kegiatan seperti operasi pasar, gerakan pasar murah, dan subsidi ongkos distribusi menjadi wujud intervensi dari pemerintah. “Jadi bervariasi di Kabupaten manapun ada ongkos distribusi untuk gerakan pasar murah, untuk operasi pasar juga ada. Itu intervensi dari pemerintah,” ucap Yuna.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto menyebutkan, walaupun terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan pokok, kenaikan harga tersebut tidaklah signifikan.

“Kelihatannya kenaikan harga ini didasarkan atas beberapa hal variabel atau komponen sebelumnya karena kaitannya dengan biaya produksi. Mungkin kalau ayam, daging, ini (kenaikan harga) didasarkan atas biaya pakan ternak. Kalau padi, beras itu berdasarkan atas biaya produksi yang mungkin cukup tinggi, kaitannya dengan pupuk, pestisida, dan juga hal-hal yang lain, sehingga kenaikan harga itu memang tidak bisa nguber dengan HET yang ada,” ujar Heri.

Diungkapkan Heri, beras menjadi salah satu komoditas pangan pokok yang mengalami kenaikan hingga mencapai Rp15.000 untuk satu kilo beras medium dan Rp17.000 untuk satu kilo beras premium. Kenaikan harga tersebut terjadi meskipun Gunungkidul telah melalui panen raya.

“Kembali lagi, itu pengaruhnya biaya produksi saudara-saudara kita yang bergerak di sektor pertanian. Memang sudah tidak bisa lagi untuk menguber biaya HET yang ditetapkan oleh pemerintah. Mudah-mudahan segera melandai dan akhirnya nanti masyarakat bisa ada penurunan harga. Yang paling penting di Kabupaten Gunungkidul ketersediaan bahan pangan ini menjelang hari raya Idulfitri dan selama bulan suci Ramadhan ini sangat tercukupi,” tutur Heri.

Heri pun berharap, pemerintah dapat memberikan intervensi, salah satunya dengan menyiapkan ketersediaan subsidi.

“Jadi tentang bagaimana cost produksi masyarakat, baik itu diternak maupun di sektor pertanian ini ada subsidi pemerintah. Siapapun pemerintahnya, apakah pemerintah pusat, atau pemerintah daerah untuk bisa bersinergi, berkolaborasi sehingga cost produksi masyarakat yang bergerak di sektor hulu ini bisa menekan biaya produksinya sehingga nanti cost produksinya enggak terlalu tinggi,” papar Heri.

Usai melakukan pantauan ke Pasar Playen, TPID DIY pun melakukan kunjungan pantauan ke UD. Sri Kencana, Ponjong. Harga satu kilo beras yang dijual yakni berkisar mulai dari harga terendah Rp14.000 hingga yang tertinggi Rp15.300.

Adapun berdasarkan pantauan harga komoditas pangan pokok di Pasar Playen diketahui bahwa harga telur yaitu Rp33.000 per kilo, minyak berkisar Rp16.000 – Rp18.000 per liter tergantung merek, bawang merah Rp30.000 per kilo, bawang putih Rp38.000 per kilo, bawang putih cutting Rp40.000 per kilo, dan gula Rp17.500 per kilo. Sementara harga ayam per ekor yakni Rp38.000 dan daging sapi per kilo Rp150.000. [nag]

Share
Leave a comment