Harga Beras Dikhawatirkan Makin ‘Meroket’ di Bulan Ramadan

TRANSINDONESIA.co | Harga beras di Bulan Ramadan dikhawatirkan, melambung jauh tinggi dari pada saat ini. DPR RI mendesak, pemerintah segera mempersiapkan stok beras jauh lebih besar daripada biasanya.

“Kalau urusan kebutuhan pangan itu kan kebutuhan yang tidak pernah berhenti, dan terus-terusan. Kalau bansos kan sifatnya segmented dan temporer, menurut saya yang seharusnya dilakukan harus mempersiapkan stok yang besar,” kata anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron saat berbincang dengan PRO3 RRI, Senin (19/2/2024).

Herman menjelaskan, harga beras di pasar sangat dipengaruhi oleh kemampuan stok dalam negeri. Oleh sebab itu, pentingnya pemerintah berpikir hal-hal yang menjadi instrumen stabilisasi beras.

“Contoh harga, Bulog diwajibkan kembali untuk melakukan stok yang cukup 3-4 juta (ton beras). Itu angka minimal yang harus disiapkan negara melalui Bulog,” ucap Herman.

Kemudian, Herman menyarankan, penting juga pemerintah menghadirkan kembali bansos Raskin (beras untuk orang miskin). Raskin secara simultan, harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.

“Itu yang bisa menjadi intervensi harga di daerah. Diberikan kepada masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan,” ujar Herman. [rri]

Share
Leave a comment