Biden Bergabung dalam Unjuk Rasa Pekerja Otomotif di Michigan

TRANSINDONESIA.co | Union, sebutan yang sering digunakan Presiden Joe Biden untuk serikat pekerja, telah membangun Amerika. Ia menjadi presiden AS pertama yang bergabung dengan para pekerja yang mogok di pinggiran kota Detroit dalam unjuk rasa pekan ke-2. Mereka menuntut kenaikan gaji, jam kerja yang lebih pendek, dan perubahan-perubahan lain dari tiga produsen mobil terkemuka di AS.

Biden berhati-hati untuk tidak menyebutkan syarat mana yang secara khusus ia dukung, dan hanya mengatakan ia mendukung hak-hak pekerja.

“Teman-teman, bertahanlah, karena Anda patut mendapat kenaikan gaji bermakna yang Anda perlukan dan tunjangan lain. Mari kita dapatkan kembali yang hilang… Kita melangkah maju untuk mereka. Kini saatnya mereka berkorban untuk kita,” ujar Biden.

Presiden serikat pekerja atau United Auto Workers (UAW) yang mendukung pencalonan Biden pada tahun 2020, namun belum mendukung untuk pencalonannya pada tahun 2024, mengucapkan terima kasih kepada Biden.

Kepala UAW, Shawn Fain mengatakan, “Terima kasih, Bapak Presiden, atas kedatangan Anda untuk membela kami pada momen yang menentukan bagi generasi kami. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjuangan ini.“

Serikat pekerja mengklaim memiliki lebih dari 400.000 anggota. Banyak pihak mengacu pada kenaikan tajam dari keuntungan perusahaan dan gaji CEO, namun kenaikan gaji pekerja jauh lebih kecil.

Pada demonstrasi pekan lalu, seorang pekerja mengatakan, pemogokan ini lebih dari tuntutan untuk sebuah kontrak yang lebih baik. Ini juga terkait dengan sikap dan keyakinan warga Amerika tentang pekerjaan dan tunjangan perusahaan.

Anggota UAW, Yolanda Downs mengatakan, “Saya menginginkan keseimbangan lebih besar. Saya ingin semua orang bisa hidup secara baik dan adil. Jika saya bekerja di satu sisi perakitan mobil dan saya memperoleh $30, sementara orang di seberang saya hanya mendapat $15 per jam, apa itu adil?”

Produsen mobil terbesar di antara Tiga Besar, General Motors, menghindari berkomentar langsung tentang munculnya Biden tetapi mengeluarkan pernyataan, “Fokus kami bukan pada politik, tetapi terus melakukan tawar-menawar dengan itikad baik dengan pimpinan UAW untuk mencapai kesepakatan secepatnya.”

Profesor ilmu politik di John Jay College, Susan Kang mengatakan bahwa keputusan Biden untuk mendukung para pekerja adalah hal yang bermakna. Namun, bisakah Biden menyeimbangkan perundingan?

“Mungkin tidak, karena ada banyak hal terjadi ketika merinci perundingan itu. Tapi ia bisa mengalihkan dukungan politik. Kami sudah melihat banyaknya dukungan dari masyarakat untuk pemogokan ini. Saya pikir hal itu akan semakin memperkuat posisi para pekerja yang mogok,” tukasnya.

Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, berencana untuk berunjuk rasa di pabrik yang memperkerjakan pekerja non-serikat di dekat Detroit pada hari Rabu, dan tidak ikut dalam debat pendahuluan calon presiden yang kedua dari partai Republik pada hari yang sama. Dalam sebuah pernyataan, Trump mengecam kunjungan Biden ke Detroit itu dan menyebutnya sebagai sebuah “aksi humas.”

Kang mengatakan banyak politisi yang lebih tua mungkin tidak menyadari adanya pergerakan yang lebih luas di kalangan pekerja milenial. Ditambahkan, dalam masyarakat Amerika ada gelombang besar yang menuntut perubahan atas kesenjangan ekonomi dan sosial.

Tetapi Biden dan Trump tahu, pendekatan yang mereka lakukan akan punya efek tersendiri.

Di sini dua pejabat tertinggi AS, salah satunya mantan, mengatakan, bahwa harus ada perubahan dalam sektor tenaga kerja Amerika. [voa]

Share