ChatGPT, Apa yang Ditawarkannya?

TRANSINDONESIA.co | Terobosan dalam bidang teknologi pencarian terjadi dengan diperkenalkannya ChatGPT oleh OpenAI, sebuah perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang berkantor di San Francisco. ChatGPT adalah akronim untuk chat generative pre-trained transformer. Peluang baru apa yang ditawarkannya?

Proses pencarian di Google yang kita lakukan selama bertahun-tahun sudah memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence), dan algoritma. Namun baru-baru ini teknologi chatbot yang lebih canggih digabungkan ke dalam mesin baru bernama ChatGPT.

Perangkat lunak baru ini mampu menjawab pertanyaan yang bersifat open-ended atau terbuka, serta kreatif. ChatGPT bahkan mampu menulis makalah.

Berbicara pada VOA, Chris Meserole, Direktur Artificial Intelligence and Emerging Technology Iniative di Brookings Institution, mengatakan, “Yang baru dalam chatbots yang diciptakan dengan bentuk kecerdasan buatan yang berbeda, adalah yang disebut model large language. ChatGPT lebih interaktif, lebih dinamis, dan kemungkinan akan mengubah total cara kita melakukan pencarian.”

Namun Meserole memperingatkan untuk bisa memanfaatkan kapabilitas ChatGPT sepenuhnya, kita juga perlu memberi masukan yang spesifik dan bukan pertanyaan yang generik sehingga mesin pencari ini mampu menyuguhkan jawaban relevan dan akurat.

Kembali Chris Meserole mengungkapkan, “Di masa depan ketika sistem-sistem ini semakin pintar dan lebih canggih, sistem ini mungkin tahu lebih banyak tentang Anda, dan akan menyusun jawaban sesuai jati diri Anda. Dia perlu belajar dari Anda dan satu-satunya cara adalah kalau Anda sering berinteraksi dengan mesin pencari ini.”

Pengajar di Universitas Indonesia, yang juga pengamat komunikasi digital, Dr. Firman Kurniawan mengatakan ada sejumlah perbedaan antara “googling” yang selama ini dikenal, dengan Chat GPT.

“Kalau selama ini dengan algoritma Google atau media sosial yang lain itu kan dianggap sebagai pencari yang umum. Jadi data yang selama ini kita cari, itu kan ada digital path-nya. Itu akan diolah sehingga memberi respons yang spesifik terhadap pencarian kita. Dengan menggunakan kata kunci yang lebih dalam dia akan memberi solusi kepada saya, ini sebetulnya yang Anda cari, nah jadi lebih tajam, lebih useful. Jadi dia dengan riwayat pencarian kita sudah memahami karakter kita.”

Firman memberi analogi percakapan antara seseorang yang baru kita kenal dan yang sudah lama dan akrab dengan kita. Pasti pembicaraan kita dengan seseorang yang sudah akrab sifatnya akan lebih mendalam. Sebagai contoh, misalnya, ketika melakukan pencarian sebuah resep masakan, mesin pencari mampu menyarankan bahan berdasarkan diet makanan kita, atau memberi kiat-kiat tentang bagaimana melakukan modifikasi resep agar cocok dengan cita rasa kita.

Baru-baru ini Microsoft, yang tidak mau tertinggal oleh persaingan yang semakin kompetitif, mengumumkan versi baru dari mesin pencarinya, Bing. Bekerja sama dengan OpenAI, Microsoft menggabungkan Bing baru ini dengan kecerdasan buatan OpenAI yang diberi nama GPT-4.

Seperti kita ketahui, Bing tidak sepopuler Google. Dan tampaknya kita masih harus menunggu apakah kehadiran GPT-4 oleh Microsoft ini akan mengubah peta persaingan mesin pencarian. [voa]

Share
Leave a comment