Obat Tetes Mata di AS Ditarik dari Peredaran Akibat Wabah Bakteri yang Tahan Antibiotik

TRANSINDONESIA.co | Pejabat kesehatan Amerika Serikat, pada Kamis (2/2), mengatakan bahwa sebuah perusahaan menarik obat tetes mata yang dijual bebas di pasaran karena terkait dengan wabah infeksi oleh bakteri yang resistan terhadap obat-obatan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pekan ini mengirimkan peringatan kepada para dokter tentang wabah tersebut, yang setidaknya menginfeksi 55 orang di 12 negara bagian. Satu di antaranya meninggal dunia dan sedikitnya lima orang lain kehilangan penglihatan secara permanen.

Infeksi tersebut, yang beberapa di antaranya ditemukan dalam darah, urin dan paru-paru, terkait dengan obat tetes mata EzriCare Artificial Tears. Banyak yang mengaku telah menggunakan produk itu – pelumas untuk mengatasi iritasi dan kekeringan pada mata.

Obat tetes mata itu dijual dengan nama EzriCare dan diproduksi di India oleh Global Pharma Healthcare. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS mengatakan, perusahaan itu menarik pasokan EzriCare Artificial Tears yang belum kedaluwarsa dan satu produk lain bernama Delsam Pharma’s Artificial Tears.

FDA merekomendasikan penarikan tersebut berdasarkan masalah manufaktur termasuk kurangnya pengujian dan kontrol yang layak pada kemasan. FDA juga memblokir impor ke AS.

Infeksi itu disebabkan oleh bakteri bernama Pseudomonas aeruginosa. Penyelidik mendeteksinya pada botol EzriCare terbuka, namun masih menunggu hasil pengujian lebih lanjut.

EzriCare, perusahaan yang memasarkan obat tetes mata itu di AS, mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya bukti yang secara definitif mengaitkan wabah tersebut dengan produknya, namun perusahaan itu telah menghentikan pendistribusian obat tersebut. Perusahaan itu juga menerbitkan pemberitahuan di situs webnya yang mendesak konsumen untuk menghentikan penggunaan obat tetes mata tersebut.

Infeksi bakteri itu didiagnosis pada para pasien di California, Colorado, Connecticut, Florida, New Jersey, New Mexico, New York, Nevada, Texas, Utah, Washington dan Wisconsin. Satu orang di Washington meninggal dunia akibat infeksi dalam darah.

Wabah itu dianggap sangat mengkhawatirkan karena bakteri yang menyebabkannya kebal terhadap antibiotik standar.

Para penyelidik menemukan bahwa bakteri itu tidak rentan terhadap antibiotik apa pun yang secara rutin diuji di laboratorium kesehatan masyarakat. Namun, bakteri itu tampaknya rentan terhadap antibiotik yang lebih baru bernama cefiderocol.

Bagaimana obat tetes mata dapat menyebabkan infeksi pada darah atau paru-paru? Mata terhubung ke rongga hidung melalui saluran air mata. Bakteri dapat berpindah dari rongga hidung ke paru-paru. Selain itu, bakteri di bagian tubuh ini dapat menyebabkan infeksi di tempat lain seperti darah atau luka, kata pejabat CDC.[voa]

Share
Leave a comment