Australia Barat Hadapi Darurat Banjir

TRANSINDONESIA.co | Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pada hari Sabtu (7/1) bahwa pemerintahnya siap memberikan dukungan apa pun yang diperlukan untuk penduduk negara bagian Australia Barat di tengah banjir yang memecahkan rekor mengisolasi masyarakat terpencil di sana.

Krisis di wilayah Kimberley pada minggu ini dipicu oleh sistem cuaca buruk Ellie. Bekas siklon tropis itu mengakibatkan hujan lebat di wilayah yang luasnya hampir tiga kali luas wilayah Inggris.

Di antara lokasi yang paling parah terkena dampaknya adalah Fitzroy Crossing, kota berpenduduk sekitar 1.300 orang di mana pasokan disalurkan lewat udara karena banjir. Pihak berwenang mencatat banjir itu merupakan yang terparah di negara bagian itu.

Albanese mengatakan pemerintah Partai Buruhnya “bekerja secara konstruktif” dengan pemerintah Australia Barat mengenai krisis di wilayah berpenduduk jarang yang juga mencakup kota resor Broome.

“Banjir ini memiliki dampak yang menghancurkan, banyak dari masyarakat ini … sangat kesusahan, dan sumber daya sangat minim di lapangan,” kata Albanese kepada wartawan di kota Geelong, di negara bagian Victoria.

“Pemerintah saya siap memberikan bantuan apa pun yang diminta.”

Otoritas darurat Australia Barat mengatakan pesawat Angkatan Pertahanan Australia digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena banjir. Mereka juga mengatakan beberapa helikopter Chinook sedang dalam perjalanan untuk membantu merelokasi penduduk yang terkena dampak.

Peramal cuaca negara itu mengatakan cuaca buruk tidak lagi terjadi di negara bagian itu tetapi “situasinya akan terus dipantau dan peringatan lebih lanjut akan dikeluarkan jika perlu.”

Keadaan darurat di ujung barat laut negara itu terjadi setelah banjir yang sering terjadi di timur Australia selama dua tahun terakhir karena peristiwa cuaca La Nina, yang biasanya dikaitkan dengan peningkatan curah hujan. Beberapa daerah telah mengalami empat krisis banjir besar sejak tahun lalu. [voa]

Share