Dilantik Jadi Presiden Brasil, Ini Profil Lula da Silva
TRANSINDONESIA.co | Luiz Inacio Lula da Silva resmi dilantik menjadi Presiden Brasil pada Minggu (1/1/ 2023) waktu setempat. Ia dipilih kembali menjadi Presiden setelah sebelumnya pernah menjabat pada tahun 2003-2010.
Pesta pelantikan berlangsung di lapangan terbuka utama Brasilia. Puluhan ribu pendukung berbaju merah dari Partai Buruh, partai yang mendukung Lula, bersorak setelah dia dilantik.
Lula mengatakan prioritasnya adalah memerangi kemiskinan, dan berinvestasi dalam pendidikan dan kesehatan. Ia juga mengatakan, akan menghentikan deforestasi ilegal di Amazon.
Pria kelahiran 27 Oktober 1945, di Garanhuns, Brasil ini mendapatkan 50,9 persen suara. Ibunya adalah seorang penjahit dan ayahnya adalah seorang buruh tani.
Ia tidak belajar membaca sampai usia 10. Di kelas lima sekolah dasar, ia meninggalkan bangku sekolah untuk bekerja penuh waktu.
Ia terlibat dalam politik karena kurangnya perwakilan politik dari kelas pekerja. Ini akan menjadi masa jabatan presiden ketiga, setelah sebelumnya memerintah dua periode berturut-turut antara 2003 dan 2010.
Menurut Britannica Encyclopaedia, Lula kecil pernah bekerja sebagai tukang semir sepatu, pedagang kaki lima, dan pekerja pabrik.
Lula bekerja di sebuah pabrik sampai tahun 1972 dan meninggalkan pekerjaannya untuk terjun ke politik serikat pekerja penuh waktu.
Ia terpilih sebagai Presiden Serikat Pekerja Logam pada 1975. Dalam kapasitas ini, ia menentang kebijakan ekonomi rezim militer Brasil saat itu dan mengkampanyekan hak-hak pekerja.
“Jabatannya (Presiden Serikat) membawa perhatian nasional saat ia meluncurkan gerakan kenaikan upah yang bertentangan dengan kebijakan ekonomi rezim militer. Kampanye tersebut disorot oleh serangkaian pemogokan dari tahun 1978 hingga 1980 dan memuncak dalam penangkapan dan dakwaan Lula atas pelanggaran hukum Keamanan Nasional,” kata Britannica.
Lula mendirikan Partai Buruh dan pertama kali mencalonkan diri untuk jabatan politik di 1982. Lula adalah Presiden Brasil pertama yang berasal dari latar belakang pekerja.
Ia juga orang pertama yang tidak mengenyam pendidikan formal tinggi. Perjalanan politik Lula gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada 1989, 1994, dan 1998 dan menjadi presiden pada 2003 dengan memperoleh 61,3 persen suara.
Latar belakang Lula pada awalnya membuat sejumlah elit negara itu, gelisah, tetapi juga menarik bagi banyak orang. “Bahasa Portugisnya yang kasar, kurangnya pendidikan formal, dan platform sosialis dari Partai Buruh yang diwakilinya membuat banyak orang ketakutan di kalangan elit, sementara karisma dan latar belakangnya yang sederhana membuatnya disukai banyak orang di kalangan kelas bawah dan menengah,” tulis biografi di situs web Brown University .
Sebelum pemerintahan pertamanya, Lula memimpin upaya nasional untuk mendukung pemilihan langsung presiden. Mengorganisir demonstrasi massa di ibu kota negara bagian pada 1983-1984.
Pada tahun 2002, Lula sedikit memperluas dukungan untuk bisnis. “Dalam pemilihan presiden 2002, ia mengadopsi platform yang lebih pragmatis. Meskipun ia tetap berkomitmen untuk mendorong partisipasi akar rumput dalam proses politik, ia juga merayu para pemimpin bisnis dan berjanji untuk bekerja dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memenuhi target fiskal,” catat Britannica.
Saat menjadi presiden 2003-2011 ia membawa Brasil keluar dari kemiskinan dan meningkatkan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Lula melanjutkan program IMF yang dimulai di bawah pendahulunya, namun ia juga memperkenalkan skema baru.
Salah satu skema yang diakui secara internasional adalah Programa Bolsa Família (PBF). PBF adalah skema transfer tunai bersyarat (CTT) yang memberikan uang tunai kepada keluarga Brasil setelah memenuhi persyaratan tertentu.[rri]