PBB “Terusik” dengan Penangguhan Akun Twitter Sejumlah Wartawan

TRANSINDONESIA.co | Penangguhan akun Twitter sejumlah wartawan secara tiba-tiba semakin memperluas keretakan di antara platform media sosial itu dengan organisasi media yang telah menggunakan Twitter untuk membangun audiens mereka.

Wartawan New York Times, Washington Post, CNN, Voice of America dan beberapa kantor berita lain mendapati akun mereka telah ditangguhkan hari Kamis (15/12). Penangguhan itu berlanjut hari Jumat (16/12) dan diperluas hingga ke akun seorang kolumnis Business Insider yang antara tahun 2018-2021 menerbitkan sejumlah artikel menyoroti apa yang disebutnya sebagai kekurangan manufaktur Tesla yang berbahaya.

Penangguhan akun wartawan itu menyusul keputusan Elon Musk hari Rabu (14/12) yang melarang secara permanen akun-akun yang otomatis melacak penerbangan jet pribadinya dengan menggunakan data yang tersedia untuk publik. Hal ini juga membuat Twitter mengubah aturannya bagi semua pengguna, yaitu melarang berbagi lokasi orang lain tanpa persetujuan mereka.

Kekhawatiran atas penangguhan akun Twitter itu melampaui kalangan media, hingga ke PBB, yang sedang mempertimbangkan kembali keterlibatannya di Twitter.

Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan “sangat terusik dengan penangguhan secara sepihak akun Twitter sejumlah wartawan. Suara media seharusnya tidak dibungkam oleh platform yang mengaku memberi kebebasan bersuara. Dari sudut pandang kami, langkah itu menimbulkan preseden berbahaya ketika wartawan di seluruh dunia menghadapi penyensoran, ancaman fisik dan bahkan lebih buruk lagi…”

Beberapa wartawan yang akunnya diskors, sebelumnya menulis tentang kebijakan baru Twitter dan alasan Musk memberlakukannya, termasuk tuduhannya tentang insiden penguntitan yang menurutnya menimbulkan dampak pada keluarganya di Los Angeles pada Selasa (13/12) malam.

Akun resmi Mastodon, jejaring sosial terdesentraliasi yang disebut-sebut sebagai alternatif Twitter, juga dilarang. Alasannya juga tidak jelas. Sebelumnya Mastodon mencuit tentang akun pelacak jet tersebut.

Banyak pengiklan meninggalkan Twitter karena berbagai pertanyaan terkait moderasi konten setelah Musk mengakuisisi platform media sosial itu Oktober lalu.

Kini hubungan Musk dengan organisasi-organisasi media berpotensi memburuk, mengingat wartawan adalah kelompok yang paling aktif di platform tersebut. [voa]

Share
Leave a comment