Karyawan New York Times Mogok Kerja 24 Jam

TRANSINDONESIA.co | Karyawan New York Times melakukan aksi mogok kerja 24 jam hari Kamis (8/12). Mereka menuntut upah yang lebih tinggi dan tunjangan yang lebih baik setelah perundingan kontrak kerja selama 20 bulan tidak menghasilkan kesepakatan.

Lebih dari 1.100 reporter, redaktur, fotografer dan staf lainnya turun ke jalan-jalan sambil membawa poster bertulisan “New York Times Walks Out.” Ini adalah sengketa ketenagakerjaaan terbesar di surat kabar itu selama 40 tahun lebih.

Ella, staf New York Times dan anggota serikat pekerja, mengatakan, “Manajemen tampaknya tidak begitu peduli untuk mencapai kesepakatan dengan segera. Mereka membuat beberapa konsesi pekan lalu, sewaktu mereka tahu ini akan terjadi. Tetapi mereka tidak bergerak di hal-hal yang paling penting bagi kami, yaitu upah.”

Ella mengatakan jika kesepakatan itu tidak tercapai, serikat pekerja akan terus meningkatkan tekanan.

Sementara itu, staf dan jurnalis yang tidak tergabung dalam serikat pekerja, maupun staf internasional bekerja untuk menyampaikan konten New York Times kepada lebih dari 9 juta pelanggan di dalam dan di luar AS.

Ben Casselman, reporter ekonomi dan anggota komite perunding serikat pekerja, mengatakan karyawan telah bekerja tanpa kesepakatan kontrak selama dua tahun ini. Sebagian besar anggota serikat belum pernah mengalami kenaikan gaji sejak Maret 2020, sementara biaya hidup terus membubung dan gaji mereka tidak dapat menyesuaikan kenaikan itu.

“Kami berhasil melewati pandemi. Kami menghasilkan produk yang luar biasa selama itu. Perusahaan juga berjalan baik, berdasarkan apa yang mereka sampaikan kepada para investor. Dan kami pikir, kami harus mendapatkan gaji yang sesuai untuk para anggota kami, kami harus mendapatkan kenaikan gaji untuk menyesuaikan diri dengan biaya hidup, kami harus memiliki asuransi kesehatan yang berkelanjutan dan kami tidak melihat itu. Kami mogok kerja untuk menuntut tindakan terhadap prioritas-prioritas kami,” kata Casselman.

Dalam email kepada redaksi, Redaktur Eksekutif Joe Khan mengatakan konten hari Kamis akan tetap “kuat” tetapi memproduksinya lebih sulit daripada biasanya.

Pemogokan terakhir yang menghentikan publikasi New York Times adalah pada tahun 1978 yang berlangsung 88 hari. [voa]

Share