Sekjen PBB: Perjanjian untuk Pengiriman Gandum Ukraina segera Terwujud

TRANSINDONESIA.co | Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Rabu (13/7), mengatakan Rusia, Ukraina, Turki dan PBB telah sepakat untuk menjalin sebuah “perjanjian yang luas” untuk mengekspor jutaan ton gandum Ukraina yang terbengkalai di gudang-gudang sejak invasi Rusia berlangsung pada 24 Februari.

“Hari ini (kami) telah mengambil sebuah langkah yang penting dan substansial,” kata Guterres kepada para awak media mengenai pembicaraan antara empat pihak yang berlangsung di Istanbul itu. “Sebuah langkah menuju terbentuknya perjanjian yang komprehensif”.

Pemimpin PBB itu akhirnya berbicara tentang negosiasi yang berlangsung, merujuk pada pernyataan Menteri Pertahanan Turki yang mengatakan bahwa telah terdapat persetujuan pada sejumlah poin penting. Poin-poin yang dimaksud adalah pembuatan pusat koordinasi dengan Rusia, Ukraina, dan PBB, persetujuan mengenai kontrol pengecekan gandum di sejumlah pelabuhan, serta jaminan keselamatan pada kapal kargo yang mengangkut gandum keluar dari Odesa, Ukraina.

“Tentunya ini baru pertemuan awal,” ujar Guterrres. “Perkembangannya sangat signifikan. Saat ini, para delegasi akan kembali ke negaranya masing-masing dan kita harap bahwa langkah selanjutnya adalah pembentukan perjanjian resmi.”

Walaupun Guterres tidak dapat memprediksi kapan perjanjian resmi itu akan dibuat, ia berharap semua pihak yang terlibat dalam negosiasi itu akan kembali berkumpul pada minggu depan untuk mewujudkan perjanjian tersebut. Kapan pun ia dibutuhkan, ia mengatakan siap untuk segera terbang ke Istanbul untuk menandatangani perjanjian itu.

Lebih dari 20 juta ton gandum asal Ukraina kini disimpan di gudang-gudang di Pelabuhan Laut Hitam di Odesa. Puluhan kapal pengangkut tidak bisa bergerak akibat blokade yang dilakukan oleh Rusia. Pihak Turki mengatakan terdapat 20 kapal milik mereka yang tengah menunggu di wilayah tersebut untuk dapat segera mengangkut dan mengirimkan gandum itu ke pasar dunia.[voa]

Share
Leave a comment