GREAT ANIES = GREAT INDONESIA

(Adaptif, Nasionalis, ber-Integritas, Empati dan Smart)

TRANSINDONESIA.co | Oleh:  Legisan Samtafsir

Sukses Formula E itu, bukan cuma membuat Indonesia harum di mata dunia, tapi juga pelajaran bagi bangsa kita dan menjadi bukti bahwa bangsa kita ‘bisa’, kita bisa menciptakan _Great Indonesia._

Indonesia adalah bangsa yang besar; sejarah, penduduk, geografi, demografi, kekayaan sumber alam dan keragamannya. Tapi kebesarannya belum membuahkan kejayaan bagi negeri ini untuk sejajar dengan tetangganya di Asia, apalagi dengan negara maju Eropa dan Amerika. Perkapitanya jauh tertinggal dibanding negara kecil Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea Selatan dan China.

Analisis apapun sejauh terkait kekayaan alam, faktor Sumber Daya Manusia, Budaya maupun Agama, tidak mampu menjawab ketertinggalan Indonesia. Bahwa tidak mungkin Indonesia menjadi negara miskin yang tertinggal sebagai akibat dari kelemahan faktor-faktor tersebut.

Satu-satunya yang paling argumentatif menjelaskan hal itu adalah kepemimpinan nasional; figur-figur pemimpin yang handal, berintegritas dan kompeten. Faktanya kita sangat kekurangan elit-elit pemimpin negeri yang memiliki kemampuan dan integritas memajukan negeri ini. Panggung kepemimpinan nasional kita telah direnggut oleh figur-figur yang oportunis dan transaksional. Terbukti  ratusan kepala daerah, elit parlemen, elit korporasi, dari rezim ke rezim, yang terbukti dan tertangkap korupsi.

Maka jawaban yang optimis untuk kebangkitan Indonesia ke depan tidak lain adalah kita menghadirkan pemimpin nasional yang handal, berintegritas dan kompeten. Itu solusinya. Tidak lain.

Karakter Anies untuk Indonesia

Kita bukan hanya merindukan pemimpin yang negarawan, berintegritas dan memiliki kompetensi kelas dunia, tetapi kita sangat membutuhkannya.

Kita tidak boleh lagi menghadirkan pemimpin yang disulap dan dipoles, tetapi hanya untuk kepentingan elit oligarki dan kroni-kroninya; bukan pemimpin yang dicalonkan partai atau pemegang saham tertentu untuk kepentingan mereka, bukan. Kita harus menghadirkan pemimpin yang benar-benar dibutuhkan oleh Indonesia dan oleh rakyat Indonesia.

Suksesnya Formula E dan segudang prestasi lainnya oleh Anies, sebagai Gubernur DKI Jakarta, telah membawa harapan baru yang sangat cerah dan menggairahkan. Karakter Anies sangat tepat. Anies untuk masa depan kita, Indonesia.

Adaptif

Fungsi utama pemimpin adalah memobilisasi potensi untuk suatu tujuan yang lebih baik. Indonesia memerlukan pemimpin yang bisa mengerahkan semua kemampuan negeri ini untuk menghadapi perubahan dan persaingan, baik politik global, ekonomi maupun teknologi, guna memenangkan domestik Indonesia.

Adaptif adalah fleksibel tapi protektif ke dalam. Adaptif dalam skala Indonesia adalah bekerjasama dengan pihak global tetapi selektif untuk memajukan domestik.

Anies memiliki karakter adaptif. Interaksinya dengan kemajuan negara lain dan pergaulannya dengan pemimpin dunia membuatnya tidak canggung dan bahkan memiliki kepercayaan diri sejajar dengan tokoh-tokoh dunia. Ini penting untuk menaikkan dignity negosiasi global demi kepentingan domestik Indonesia.

Kesuksesan Formula E dan seabrek penghargaan dunia atas prestasi kepemimpinan di DKI Jakarta, membuktikan Anies mampu mengerahkan kemampuan domestik sekaligus bernegosiasi di tingkat global demi kepentingan domestik.

Nasionalis

Skenario “negara lemah dalam pergulatan global”, akan membuat surplus ekonomi di negara tersebut terkuras untuk kemajuan negara lain. Imperialisme adalah wujud nyata skenario tersebut.
Kekuatan untuk bisa menghadapi skenario tersebut adalah persatuan nasional, pemimpin yang berpihak dan bersama seluruh rakyat. Itulah ikatan kebangsaan atau nasionalisme. Indonesia sangat-sangat membutuhkan nasionalisme itu dan sekaligus pemimpin yang nasionalis.

Anies sangat nasionalis. Kakeknya yang menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia, telah mengaliri darah jiwa Anies menjadi seorang negarawan. Keadaan bangsa yang tertinggal saat ini, telah memanggil Anies untuk bangkit memimpin Indonesia dalam ikatan rasa kebangsaan.

DKI Jakarta adalah buktinya. Jakarta telah dijadikan oleh Anies sebagai barometer Indonesia, sebuah kota yang menjadi rumah peradaban bagi semua warganya dalam segala keragamannya, tetapi menyatu dalam perasaan sebagai warga Jakarta. Jakarta telah menjadi kota yang warganya merasa bersatu, maju dan bahagia. Adanya perasaan sebagai warga Jakarta, yang merasakan kehadiran pemimpinnya dalam mengupayakan keadilan dan kesetaraan, telah menjadi bukti bahwa perasaan kebangsaan seluruh warga telah mewujud dalam kenyataan. Dan itu prestasi Anies.

Integritas

Hasil audit BPK terhadap kinerja keuangan DKI Jakarta dengan nilai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), selama 5 tahun berturut-turut adalah bukti integritas Anies dan seluruh jajaran pemimpinnya. Ini luar biasa.
Ini adalah wujud nyata bahwa integritas seseorang dalam memimpin, sehingga all out dalam memajukan wilayahnya, adalah karakter seorang pemimpin yang harus ada dan kuat.

Padahal, tentu saja tidak ringan tantangan dan ujian yang dihadapi Anies di DKI Jakarta. Dari mulai buzzer yang terus menyerang tanpa lelah -tapi akhirnya kelelahan juga- sampai tantangan alam berupa kiriman banjir rutin, tsunami Covid, kemacetan jalan raya, kemiskinan, kekumuhan dan keruwetan Jakarta, berhasil diatasi Anies. Jakarta menjadi kota yang indah, bersih, rapih, maju dan warganya bahagia.

Kehadiran Jakarta International Stadium (JIS), taman2 kota dan ruang publik yang asri di kota Jakarta semisal Eco Park Tebet, adalah wujud keberhasilan kepemimpinan Anies. Komitmen seluruh jajaran pimpinan untuk memajukan Jakarta adalah wujud integritas mereka.

Empati

Empati terhadap mereka yang kesusahan akan menimbulkan simpati orang lain. Itulah yang ditunjukkan Anies, ketika menghadirkan keadilan dan kesetaraan di Jakarta,  semua pihak bersimpati mendukungnya.
_Tag line_ Anies untuk “membesarkan yang kecil tanpa harus mengecilkan yang besar” adalah wujud empati yang luar biasa. Anies berempati kepada ‘yang kecil tapi ingin menjadi besar’, tetapi sekaligus berempati pada ‘yang besar tapi tidak ingin menjadi kecil’.

Empati adalah mendengar dengan nurani, dan hanya hati yang bersih yang bisa mendengarnya. Empati muncul, jika seseorang mampu melihat ketidakadilan atau ketidakberesan yang bisa berakibat buruk bagi semua. Jika sikap empati itu dimunculkan, itu akan membuat kekaguman semua.

Lihatlah ketika Anies berempati kepada pejalan kaki, yang kemudian diwujudkannya dengan membuat banyak jalur pejalan kaki (pedestrian); empati kepada masyarakat yang ingin jalan lancar, dengan membuat angkutan publik yang nyaman dan berlimpah; empati kepada masyarakat yang ingin bergembira dalam suasana silaturrahim, dengan menciptakan ruang publik bersama. Dengan itu telah menimbulkan simpati dan dukungan, dan kebahagiaan bersama.

Smart

Tidak mudah memimpin dalam sikon yang bergolak penuh tantangan. Diperlukan kecerdasan di atas rata-rata. Anies telah menunjukkan kecerdasannya dalam memimpin Ibu Kota.
Pendidikan tingginya di dalam dan luar negeri, pergaulan kelas dunianya, pengalaman menjadi pembicara di forum-forum internasional, pengalaman menjadi Rektor, menjadi Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta, telah menunjukkan Anies sangat smart, cerdas.

Kemampuan Anies berbicara kepada semua kalangan; millenial, akademisi, agamawan, buruh, pengusaha, aktivis dan emak-emak, menunjukkan Anies sangat bijak memilih kata dan membangun narasi. Itu tidak mudah. Itu adalah kecerdasan yang di atas rata-rata. Dan itu sangat diperlukan untuk keberhasilan seorang pemimpin dalam mewujudkan misi dan visinya.

Great Anies

Demikianlah bahwa Anies terbukti mewakili karakter pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini dan masa depan. Sehingga Anies sesungguhnya adalah akronim dari Anies, yaitu Adaptif, Nasionalis, Integrity, Empati dan Smart. Dan itulah karakter yang dibutuhkan Indonesia untuk menjadi Great Indonesia. Great Anies adalah jalan menuju Great Indonesia. Insya Allah. Wallahu a’lam.*

Share
Leave a comment