AS, Uni Eropa, Inggris Depak Rusia dari Sistem Perbankan SWIFT

TRANSINDONESIA.co | Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya pada Sabtu (26/2) berusaha menarget perekonomian Rusia dan sistem perbankannya dengan mengeluarkan beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran antar bank global atau SWIFT.

Langkah itu sebagai bagian dari serangkaian sanksi untuk menghukum Moskow karena menginvasi Ukraina.

“Pemerintah Putin dikeluarkan dari sistem keuangan internasional,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden kepada para wartawan pada Sabtu.

“Ini adalah hasil yang mengecewakan bagi rakyat Ukraina, rakyat Rusia dan banyak lainnya. Kami tidak menghendakinya. Tapi ini adalah pilihan perang Putin, dan hanya Putin yang bisa memutuskan seberapa besar dampak yang bersedia ia tanggung–AS dan sekutu-sekutu dan mitra-mitra kami satu suara dan akan terus menjatuhkan lebih banyak sanksi,” ujarnya.

Keputusan untuk menghapus institusi Rusia dari SWIFT diumumkan secara bersamaan dengan Komisi Eropa, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman dan Italia.

Dalam pernyataan pada Sabtu (26/2), kelompok sekutu-sekutu ini memperingatkan lima langkah yang akan diambil untuk “meminta pertanggungjawaban Rusia dan bersama-sama memastikan bahwa perang ini adalah kegagalan yang strategis bagi Putin.”

“Sementara pasukan Rusia menyerang Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina, kami bertekad untuk terus menjatuhkan sanksi terhadap Rusia yang akan semakin mengisolasi Rusia dari sistem keuangan dan perekonomian internasional, kata kelompok itu dalam pernyataan.

“Kami akan memberlakukan upaya-upaya ini dalam beberapa hari mendatang.”

Sekutu-sekutu itu juga menjanjikan empat langkah lain, yakni: melakukan “upaya-upaya pembatasan yang akan mencegah Bank Sentral Rusia menggunakan simpanan internasional”; mengambil langkah untuk membatasi dikeluarkannya paspor bagi warga kaya Rusia; meluncurkan satgas transatlantik yang akan, diantaranya, menarget para pejabat dan warga elit Rusia. Dan terakhir, kelompok itu berjanji untuk “meningkatkan koordinasi melawan disinformasi dan jenis perang hibrida lainnya.” [voa]

Share