Cerita Hikmah Asma Al-Mujib (Alloh Ta’ala Maha Mengabulkan Doa)

TRANSINDONESIA.co | Di dalam kitab Hilyatul ‘Auliya, mahakarya ulama besar Abu Nu’aim Al-Ashbahany, sebutkan sebuah kisah dari Sahl bin Munjab. Dia berkata, “Dalam peperangan di wilayah Darain-nama sebuah tempat di sekitar Bahrain, Al-Ala’ bin Al-Hadhrami hadir bersama kami. Pada waktu itu, Al-Ala’ memanjatkan tiga macam doa. Ketiga doa itu dikabulkan Allah Ta’ala.

Kemudian, kami berjalan bersama-sama, sehingga tiba di suatu tempat. Kami mencari air untuk berwudhu tetapi kami tidak mendapatkannya. Lalu, Al-Ala’ bin Al-Hadhrami berdiri untuk mengerjakan shalat dua rakaat kemudian berdoa, ‘Ya Allah, Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Wahai Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu yang sedang dalam perjalanan untuk memerangi musuh-Mu. Turunkanlah hujan kepada kami agar kami dapat minum, juga berwudhu dari hadas. ]ika kami telah meninggalkan tempat itu, janganlah ada seorang pun yang Engkau beri jatah dari air hujan itu.’ Belum jauh jarak perjalan yang kami tempuh, kami tiba di sebuah sungai deras yang airnya berasal dari air hujan; Dia berkata, “Kita berhenti di sungai ini dulu untuk minum.“

Aku mengisi bejanaku, lalu sengaja meninggalkannya di tempat itu. Aku berkata, “Aku akan lihat, apakah betul permohonannya dikabulkan?

Kemudian, kami berjalan kurang lebih satu mil. Aku berkata kepada teman-temanku, “Aku lupa, bejanaku tidak terbawa.” Aku kembali lagi ke tempat itu. Aku pun mendapati seolah-olah di sekitar daerah itu tidak pernah turun hujan. Selanjutnya, aku ambil bejanaku dan aku bawa serta.

Setelah kami sampai di Darain, kami mendapati di hadapan kami terbentang sungai yang menghalangi antara kami dan pasukan musuh. Ketika itu Al-Ala’ memanjatkan doa lagi, “Wahai Allah, Zat Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Lembut, Yang Maha Tinggi, Yang Maha Agung. Sesungguhnya kami adalah hamba-hamba-Mu, kami dalam perjalanan memerangi musuh-Mu, bukalah jalan untuk kami menuju musuh-Mu.’

Tidak terduga, kami dapat melewati sungai tersebut. Bahkan, kuda-kuda kami satu pun tidak basah terkena air sehingga kami dapat berhadapan dan menyerang musuh.

Trans Global

Setelah kami kembali dari peperangan, Al-Ala’ mengeluh sakit perut yang menyebabkannya meninggal dunia. Pada waktu itu, kami tidak mendapat air untuk memandikan jenazahnya. Kemudian kami kafani dengan baju yang dikenakan lalu kami kuburkan.

Tidak berapa lama dari perjalanan kami, kami mendapatkan mata air. Kemudian kami saling berkata, “Marilah kita balik ke tempat itu untuk mengeluarkan jenazah Al-Ala’ dan memandikannya.” Karni semua kembali, menyusuri tempat dia dimakamkan. Ternyata, kami tidak mampu menemukan makamnya. Dengan demikian, kami gagal memandikan jenazahnya.

Kemudian ada seorang lak-laki berkata, “Aku pernah mendengar dia berdoa, “Ya Allah, Zat Yang Maha Mengetahui, Mahasantun dan Maha Agung, sembunyikanlah jenazahku. Jangan Engkau perlihatkan auratku kepada seorang pun.’

Lalu, kami kembali dan kami rneninggalkan jasad Al-Ala’ yang telah dimakamkan di tempat itu.” KH. Abdullah Gymnastiar.

(Sumber : Buku Asmaul Husna Jilid 2 Karya Aa Gym)

Share