DEDUKSI KEILMUAN #7 MANUSIA PARIPURNA UNTUK HUTAN MANGROVEKU

TRANSINDONESIA.co | Oleh: Dr. Daduk Merdika Mansur

Abrasi yang terjadi pada pantai kawasan utara pulau jawa memang sudah sangat memperihatinkan. Hasil pantauan Renger Grow Up Institute menunjukan begitu luar biasa kerusakan pantai akibat abrasi air laut yang terjadi dalam kurun waktu yang lama. Pantai merupakan wilayah strategis untuk berbagai macam kepentingan, sumber daya pangan, perikanan, wisata, penghasil oksigen dan air.

Sesungguhnya kerusakan alam akibat ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Lemahnya kemampuan memahmi keilmuan dan kemudian menerapkannya dalam tata kelola kehidupan sungguh faktanya jauh panggang dari api. Perlu di gerakan konsep PENTAHELIX dalam menumbuhkan dan menjaga Sustainable Development Golas. Pentingnya menjaga planet untuk keberlangsungan hidup manusia (people) harus menjadi mind set setiap anak bangsa.

Hasil maping area di daerah pantai Pekalongan menunjukan hamper tidak ada program yang menjaga kelestarian pantai. Sepanjang pantai terlihat gurun pasir yang gundul dan gersang. Sehingga ketika air laut pasang maka abrasi terjadi secara dahsyat. Kondisi ini sudah tentu sangat merusak habitat yang menjadi sumber kehidupan dari berbagai macam biota. Sangat membutuhkan waktu yang lama agar mengembalikan kondisi pantai agar layak bagi habitat biota apapun bisa hidup dengan sejahtera.

Gambar 1. Kondisi pantai yang mengalami abrasi dan kerusakan hutan mangrove.

Nampak dari hasil survey daerah operasi banyak bangunan yang ditinggalkan oleh penghuninya dikarenakan mengalami abrasi dan pasang surut air laut. Memerlukan strategi yang tepat dalam memperbaiki dan merestorasi kawasan pantai ini agar kembali hijau dengan hutan bakau. Oleh karena itu perlu di jalankan program penghijauan yang terstruktur, terkoordinir, terencanakan dan terimplementasi dengan baik serta pengawasan keberlangsunganya harus melibatkan semua fihak.

Secara umum kondisi hutan mangrove di Indonesia memang memprihatinkan, banyak wilayah yang mengalami kerusakan parah. Hanya diwilayah yang pemerintah daerahnya memiliki kepedulian tinggi saja maka hutan mangrove benar-benar mendapatkan perhatian serius.

Padahal setelah hutan mangrove ini bisa dilestarikan maka manfaatnya banyak sekali, diantaranya yaitu:

1. Menumbuhkan pulau dan
2. menstabilkan pantai.
3. Menjernihkan air.
4. Mengawali rantai makanan.
5. Melindungi dan memberi nutrisi.
6. Tempat tambat kapal.
7. Obat-obatan.
8. Pengawet.
9. Pakan dan makanan.
10. Bahan mangrove dan bangunan.
Berikut data-data hutan mangrove di Negara Indonesia yang didapatkan dari BPS sebagai lembaga yang concern dalam mengumpulkan data.

Gambar 2. Data hutan Mangrove di Indonesia.

DKI Jakarta, Bali dan Sumatra Selatan merupakan wilayah yang masih terjaga hutan mangrovenya, kita tahu dulu di DKI Jakarta kondisi pantainya tergolong rusak parah. Namun dengan kesigapan pemerintah daerahnya dengan kolaborasi PENTAHELIX maka saat ini hutan mangrove di DKI Jakarta yang terawat 100% dan bahkan menjadi tempat wisata seperti wisata mangrove dikawasan Pantai Indah Kapuk.

Program penyadaran masyarakat dan semua entitas merupakan PR besar bagaimana menumbuhkan kesadaran. Perlu ada transformasi serius tidak hanya peningkatan dari sisi fikiran, namun kesehaatn Qolbu dan Kejiwaan juga harus terus digalakkan. Dalm konsep merevitalisasi sumberdaya manusia diperlukan penumbuh kembangan empat aspek yaitu : Fisik, Fikiran, Hati dan Jiwa. Dengan dikuatkanya ke empat aspek ini maka sifat luhur kemanusiaan bangsa yang selama ini tercermindalam setiap budaya lokal akan kembali eksis di permukaan social relationship.

Gambar 3 Konsep pengembangan Manusia dalam program Rehabilitasi Hutan Mangrove.
Share