Menangkal Ideologi Komunis dengan Kemakmuran

TRANSINDONESIA.CO | Akhir bulan September merupakan catatan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Adanya tragedi penculikan dan pembunuhan para jenderal TNI AD 56 tahun silam yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September/PKI 1965 atau G 30 S/PKI. Para Jendral yang terbunuh diberi gelar Pahlawan Revolusi, karena berdampak pada turning point atau titik balik dalam pandangan hidup berbangsa dan bernegara.

Peristiwa ini membekas dalam ingatan bagi keluarga korban G 30 S/PKI dan juga bagi seluruh anak bangsa. Bagaimana tidak, peristiwa kelam ini merupakan penghianatan terbesar oleh anak bangsa yang berpaham ideologi komunis. Di samping bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan peristiwa tersebut juga disebut-sebut akan mengubah ideologi Pancasila dengan paham komunis yang berkembang saat itu. Bersyukurlah bangsa ini yang telah
merdeka selama 76 tahun memiliki Pancasila sakti yang telah diwariskan oleh the Fouding Fathers berisi nilai-nilai luhur dalam menangkal paham radikal komunis yang tidak cocok dengan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara di bumi pertiwi ini.
Ideologi komunis mulai gencar disebarkan sejak adanya perang dingin pada tahun 1947 yang membagi dunia dalam dua blok yaitu blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dalam memperebutkan pengaruh negara-negara lain.

Penyebaran ideologi merupakan strategi dalam upaya pengaruh politik di samping pengaruh militer. Ideologi komunis ini mendapat sambutan hangat dari dunia ketiga yang masih kebingungan akibat bekas reruntuhan perang dunia ke II, terlebih lagi dimana keadaan ekonomi yang belum jelas terutama kemiskinan yang melanda. Komunisme mendapatkan angin segar dari
gerakan-gerakan nasionalis yang menentang kembalinya kolonialisme di Indonesia. Terbukti dengan berdirinya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Partai Komunis Indonesia (PKI) pada Pemilu 1955 PKI mendapatkan tempat sebagai partai nomor 4 besar setelah PNI, Masyumi dan NU. Dengan bekal kemenangan ini tentu saja tujuan berikutnya adalah menjadi partai penguasa yang dapat memuluskan komunis menjadi ideologi tunggal di Indonesian. Ideologi komunis bertentangan dengan pancasila dan Islam karena menanamkan paham tidak bertuhan (ateisme) yang tentunya selalu mendapatkan penolakan dari partai Islam. Di samping partai islam, kekuatan Angkatan Darat adalah menjadi batu sandungan bagi PKI untuk mewujudkan cita-citanya tersebut sehingga melakukan penghianatan dengan menculik dan membunuh para Jendral Angkatan Darat.

Kemakmuran Sebagai Tameng Dalam Menangkal Komunisme

Komunisme merupakan ideologi politik dan kekuasaan yang dikembangkan oleh Lenin dan Stalin dengan menyerap pemikiran sosialis Karl Marx Marx dalam bukunya das capital. Pemikiran yang menciptakan gerakan sosial atas ketertindasan kaum buruh (proletar) dengan kaum kapitalis (borjuis). Lenin dalam buku “The Theory and Practice of Communism” karya R.N Crew Hunt tahun 1993 menjabarkan bahwa “Leninism is Marxism of the area of imperialism and of the proletarian revolution. Lenin had to guide his followers in a situation that had at last become a revolutionary one”. Pemikiran komunisme Lenin merupakan anti tesa dari imperialisme gaya baru yang disebut dengan kapitalisme. Kapitalisme adalah ideologi yang mengutamakan kepentingan-kepentingan egois oleh kelas pemilik modal.

Menurut sejarawan Anhar Gongong, komunis sebagai sebuah partai di Indonesia memang telah mati namun sebagai ideologi dia akan tetap berkembang dan bermetamorfosa di tengah rakyat mencari bentuk dan celah untuk hidup dan diterima kembali oleh rakyat. Oleh karena itu celah tersebut harus ditutupi dengan memberikan ruang untuk menghadirkan kesejahteraan dan ruang memberantas kemiskinan di tengah rakyat. Keduanya itu dibalut dalam bingkai kemakmuran.

Dalam sudut pandang ekonomi, kemakmuran adalah kemampuan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan hidup, baik itu primer, sekunder, maupun tertier. Setidaknya ada empat faktor penunjang kemakmuran diantaranya; pertama ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan kemampuan daya beli individu dalam memenuhi kebutuhannya.

Kedua pemerintahan, yang merupakan penyelenggara sebuah negara harus melakukan penegakan hukum dan pelaksanaan sistem demokrasi yang adil. Ketiga keamanan, perlindungan dan stabilitas keamanan juga menjadi faktor berkontribusi menjaga kepercayaan investor dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Terakhir yang keempat adalah modal sosial, keharmonisan rakyat, dukungan norma sosial sebagai upaya partisipasi dalam membangun daerah.

Berdasarkan laporan World Prosperity Index atau Indeks Kemakmuran Dunia tahun 2020, Indonesia berada pada peringkat 57 dari 167 negara di dunia. Artinya kondisi tersebut masih jauh dari kondisi kemakmuran suatu negara ditandai dengan masih tingginya tingkat kemiskinan.

Kondisi pandemi yang melanda sudah satu setengah tahun ini juga membuat kondisi yang lebih buruk lagi. Tingkat pengangguran bertambah seiring dengan banyaknya perusahaan collaps. Namun tidak cukup berhenti disitu kita sebagai warga Negara khususnya pemuda dapat berperan aktif dalam memajukan negara. Kita harus bisa menjadi pemaju bangsa dengan memberikan karya yang berdampak positif terhadap perekonomian negara.

Pemuda adalah agent of change dengan kemampuan intelektualnya dapat memberikan sumbangsih besar terhadap kemajuan negara. Sekarang ini, telah banyak kita lihat pada pemuda yang telah berhasil dengan memberikan karya-karya nya untuk membantu pemerintah mensejahterakan rakyat khususnya di negara yang kita cintai ini. Nadim Makarim dengan terobosan platform gojeknya dan Ahmad Zaki melalui bukalapaknya memberikan multiplier effect sangat luar biasa dalam mengurangi kemiskinan, menggerakkan usaha kecil dan menguatkan solidaritas dalam bentuk-bentuk komunitas dan organisasi-organisasi kepemudaan.

Kini apalagi yang kita tunggu dan perdebatkan, pemikiran intelektual harus menuju kearah inovatif dalam menelurkan karya-karya demi mewujudkan masyarakat adil makmur yang kita cita-citakan oleh para pendahulu.

Bergerak melalui karya dalam mensejahterakan dan memakmurkan rakyat. Maka secara otomatis akan menghadang kita dari doktrin komunisme yang menafikan agama (kepercayaan kepada tuhan) dengan berlindung dibalik jargon “sama rasa sama rata” sebagai konsep keadilan. Karena menurut Islam dalam QS: Al-Ma’idah ayat 8-9; bermakna bahwa keadilan bukan mempersamakan
hak untuk semua melainkan atas apa yang dilakukannya. Ideologi komunis juga berbanding terbalik dengan produktifitas menjauhkan dari kemakmuran yang dituju.

Oleh: Taufik Kurniawan

Share