PBB: Donor Janjikan 1,2 Miliar Dolar untuk Krisis Afghanistan
TRANSINDONESIA.CO | PBB mengumpulkan lebih dari 1,2 miliar dolar dalam janji dana darurat pada hari Senin (13/9) untuk membantu 11 juta warga Afghanistan yang menghadapi krisis kemanusiaan yang meningkat di tanah air mereka.
Dana itu juga akan membantu jutaan orang lainnya di kawasan sementara kepala badan HAM PBB menyatakan keprihatinan mengenai langkah-langkah awal Taliban dalam membangun kekuasaan di negara yang miskin dan terpojok itu.
Pada konferensi tingkat tinggi pertama mengenai Afghanistan sejak Taliban merebut kekuasaan sebulan silam, negara-negara Barat, para donor besar tradisional dan lain-lainnya mengumumkan janji dana yang melampaui angka 606 juta dolar yang diinginkan PBB untuk menutup biaya hingga akhir tahun ini.
Kepala bantuan kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengumumkan pada penutupan pertemuan tingkat menteri itu bahwa lebih dari 1,2 miliar dolar bantuan pembangunan dan kemanusiaan telah dijanjikan.
Ia mengatakan jumlah itu mencakup 606 juta dolar yang diminta dalam “permohonan cepat” tetapi juga sebagai tanggapan regional terhadap krisis Afghanistan yang dibicarakan pemimpin badan pengungsi PBB Filippo Grandi setelah tiba di Kabul dalam sebuah kunjungan mendadak.
Ia menulis di Twitter bahwa ia akan mengevaluasi kebutuhan kemanusiaan dan situasi 3,5 juta pengungsi Afghanistan, termasuk lebih dari 500 ribu orang yang mengungsi tahun ini saja.
Para pejabat di badan pengungsi PBB UNHCR telah menyatakan prihatin karena lebih banyak lagi warga Afghanistan yang akan mengungsi di negara tetangga, Pakistan dan Iran, yang sekarang ini telah menampung banyak warga Afghanistan yang melarikan diri dari negara mereka selama perang puluhan tahun ini.
Griffiths mendesak para donor untuk menyerahkan janji hari Senin itu dalam bentuk kontribusi tunai sesegera mungkin, dengan mengatakan “dana ini akan menyambung hidup warga Afghanistan” yang kekurangan makanan, layanan kesehatan dan perlindungan.
Ia mengatakan pertemuan itu menunjukkan solidaritas dengan rakyat Afghanistan tetapi ia menambahkan bahwa “Afghanistan menghadapi jalan panjang dan sulit” dan “ini jauh dari akhir perjalanan.”
Afghanistan dikhawatirkan dapat terjerumus lebih jauh ke bencana kelaparan dan keruntuhan ekonomi setelah kekacauan bulan lalu, di mana Taliban menyingkirkan pemerintah dalam serangan kilat sewaktu pasukan AS dan NATO keluar meninggalkan perang selama 20 tahun ini. [uh/ab]
Sumber: Voaindonesia