AKPOL Ikon Pendidikan Kader Pemimpin Masa Depan yang Profesional Cerdas Bermoral dan Modern

TRANSINDONESIA.CO | Oleh: Brigadir Jenderal Polisi Prof. DR. Chryshnanda Dilaksanakan, M.Si.

Akademi Kepolisian (Akpol) merupakan lembaga pendidikan yang mendidik dan menyiapkan kader pemimpin Polri masa depan sebagai polisi yang Profesional, Cerdas, Bermoral, dan Modern (PCBM) sebagai penjaga kehidupan, pembangun peradaban sekaligus sebagai pejuang kemanusiaan.

Kepolisian dapat dimaknai sebagai institusi, sebagai fungsi dan sebagai petugas yang PCBM, penjabarannya sebagai berikut:

1. Polisi yang profesional menunjukkan pada kompetensi atau keahliannya yang berbasis pada ilmu kepolisian dalam mengimplementasikan smart policing. Petugas yang ahli memiliki mental dan fisik yang siap menjadi pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat. Di samping itu juga sebagai aparat penegak hukum dan keadilan bangsa dalam mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial. Yang mampu diimplementasikan pada operasi yang bersifat rutin, khusus atau kontijensi yaitu kondisi ekstrim sekalipun, agar tetap terwujud dan terjaga keteraturan sosial

2. Cerdas bermoral mampu ditunjukkan bahwa polisi merupakan jalan hidup atau panggilan hidup sebagai patriot bangsa. Yang dibangun atas dasar kesadaran tanggung jawab dan disiplin serta mampu menunjukkan kreatifitas maupun inovasinya. Untuk mewujudkan polisi sebagai penjaga kehidupan, pembangun peradaban sekaligus pejuang kemanusiaan. Yang memiliki spirit kebangsaan nasionalisme yang tinggi sebagai anak bangsa dalam membangun dan membuat bangsa menjadi berdaulat bertahan dalam kondisi aman damai dan sejahtera. Spirit patriotisme merupakan spirit rela berkorban dengan penuh kesadaran tanggung jawab dan disiplin karena kecintaan dan kebanggaan dalam profesi dan sebagai anak bangsa.

3. Modern konteks pemolisian yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mendukung pada sistem smart policing yang tergelar dalam model conventional policing, electronic policing dan forensic policing. Sehingga mampu memberikan pelayan prima (cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses) di bidang pelayanan; keamanan, keselamatan, hukum, administrasi, informasi dan kemanusiaan.

4. Penjaga Kehidupan
Polisi dengan pemolisiannya sebagai penjaga kehidupan yaitu; keberadaan polisi adalah mampu menjamin keamanan dan rasa aman sehingga warga masyarakat dapat beraktifitas untuk berproduksi. Produktifitas tersebut membuat masyarakat dapat bertahan hidup tumbuh dan berkembang. Polisi sebagai co producer tidak bermain-main dengan hal-hal ilegal dan tidak membiarkan penyimpangan yang contra productive (tidak terima suap dan tidak melakukan pemerasan).

5. Polisi sebagai pembangun peradaban di mana keberadaan Polisi sebagai penegak hukum dan keadilan mampu menunjukkan bahwa hukum sebagai simbol peradaban. Di dalam proses  penegakkannya adalah untuk; menyelesaikan konflik secara beradab. Mencegah agar jangan terjadi konflik yang lebih luas. Membangun budaya tertib. Agar ada kepastian. Bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa.

6. Polisi sebagai pejuang kemanusiaan. Walaupun dengan upaya paksa sekalipun konteks humanisme ini yang menjadi dasar yaitu pada produktifitas dan peradaban serta keteraturan sosial sehingga segala usaha dan upaya yang dilakukan pada tingkat manajemen maupun operasional dengan atau tanpa upaya paksa adalah tetap bagi semakin manusiawinya manusia.

Ketiga kredo tadi dibangun dengan kesadaran. Kesadaran konteks ini adalah mampu memahami peran dan fungsinya sebagai polisi. Birokrasi kepolisian menjadi ikon peradaban. Ikon kecepatan kedekatan dan persahabatan. Keberadaan polisi dapat mengurangi rasa takut warga masyarakat akan adanya gangguan kriminalitas.

Polisi dengan pemolisiannya bekerja secara proaktif problem solving. Membangun kemitraan, mengutamakan pencegahan dan keberatannya diterima dan didukung warga masyarakat yang dilayaninya. Pada konteks itulah maka smart policing merupakan contemporary policing yang dikembangkan community policing dengan standar standar pada conventional policing E Policing dan Forensic Policing yang mampu memberikan pelayanan prima (cepat tepat akurat transparan akuntabel informatif dan mudah diakses) kepada masyarakat.

Polisi kehebatannya bukan pada pangkat, jabatan, kepandaian, kewenangannya, tetapi manakala mampu menjadi role model dan panutan atau ikon yang dipercaya masyarakat. Sejalan dengan spirit polisi penjaga kehidupan, pembangun peradaban dan pejuang kemanusiaan yang PCBM. Akpol sebagai lembaga pendidikan pembentukan dalam menyelenggarakan pendidikannya menunjukkan lembaga pendidikan kepolisian yang dinamis dan modern yang memiliki visi membangun kader-kader pimpinan militer bahkan sebagai pimpinan bangsa diberbagai lini kehidupan yang mampu membawa bangsa yang memiliki daya tahan, berdaulat, rakyatnya aman, sejahtera, adil dan makmur.

Untuk mewujudkan proses pengkaderan bagi penyiapan calon polisi yang PCBM dan kader pimpinan Polri di masa depan maka beberapa point-point penting yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Kebijakkan pimpinan sebagai political will mendukung perwujudan visi misi dan cita-cita Akpol

2. Pemimpin yang transformatif

3. Menyiapkan dan membangun infrastruktur dan sistem-sistem pendidikan dan latihan yang visioner modern dengan model-model;
a. Implementasi conventional policing, E Policing dan Forensic Policing
b. Penanganan operasi yang bersifat rutin, khusus maupun kontijensi
c. Studi kasus atas issue issue penting yang terjadi dlm masyarakat
d. Perang media di era post truth,
e. Gangguan keteraturan sosial atas serangan teror dari nuklir, mikro biologi dan kimia, dsb.
f. Pemolisian yang berbasis wilayah, berbasis fungsional dan dampak masalah seperti; ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya hingga penanganan konflik konflik sosial skala besar dalam negeri termasuk terorisme hingga bencana alam,
g. Model-model intelejen dan fungsi teknis kepolisian lainnya
h. Model kajian dan rekayasa sosial dalam masyarakat yang modern dan demokratis dan sebagainya
i. Model infrastruktur dan sistem sistem ini bisa dibangun dalam model laboratorium, simulator dan praktek lapangan yang sesuai konteksnya.

4. Membangun dan menyiapkan SDM yang profesional sebagai tenaga staf pengajar dan pelatih yang memiliki kualitas sebagai guru mentor dan panutan. Karena guru merupakan ikon pendidikan. Guru menjadi kunci dalam pendidikan dan merupakan tokoh sentral dalam pendidikan untuk mengajarkan, mentransformasi, memotivasi, menginspirasi, mendampingi, menjadi konsultan bagi para taruna untuk memiliki karakter sebagai prajurit patriot yang profesional. Spiritualitas guru inilah yang hendaknya menjadi acuan dalam pendidikan berkarakter untuk menyadarkan dan menanamkan rasa tanggung jawab, jiwa korsa dan semangat kemanusiaan.
Pendidikan menjadi ikon kejujuran, kebenaran dan keadilan dimana guru guru adalah para pejuang kemanusiaan.

5. Program-program pendidikan dan pengasuhan dapat dibangun dalam berbagai model dinamis;

a. Pola pendidikan yang mencakup akademik secara konsep teoritikal, training untuk skill problem solving (dengan model-model yang tercakup pada point point dan skenario-skenario melalui sistem-sistem simulasi modern maupun laboratorium serta praktek lapangan) dan penanganan berbagai isu aktual yang terjadi agar para taruna juga memahami dunia luar apa yang menjadi isu aktual. Semua itu dalam pengaturan silabus yang mencakup teoritikal dan model proaktif prediksi, antisipasi dan solusi.

b. Pengasuhan ini sebagai sistem transformasi olah raga dan olah rasa (religi, seni, tradisi, hobby, komuniti hingga teknologi) model-modelnya dapat disesuaikan secara dinamis. Penerapan art policing pada pembinaan mental, fisik dan spiritual.

c. Di samping itu pola mentorship pola coach dibangun pola-pola penanaman budaya kepolisian sehat, edukatif dan visioner dalam membangkitkan jiwa polisi yang PCBM dengan berbasis kesadaran, tanggung jawab dan disiplin.

d. Pola tanggap tanggon trengginas dikembangkan dengan pola-pola visioner modern sebagai pengkaderan pimpinan masa depan.

6. Sistem belajar mengajar dengan nuansa akademis, nuansa militer yang modern dan nuansa kehidupan yang menjadi ikon peradaban untuk menumbuhkan jiwa-jiwa pemimpin Polri yang PCBM bahkan pemimpin bangsa di masa depan.

7. Sistem monitoring dan evaluasi prestasi dan berbagai kendala pendidikan atas para anggota tetap, dosen, instruktur, pelatih hingga para taruna secara online dan dalam sistem big data sehingga sistem pendidikan ini fair dan mampu menunjukkan pola pendidikan yang mampu menjadi icon world class education.

8. Sistem reward and punishment yang berbasis pada sistem-sistem penilaian kinerja atau SOP atau etika taruna yg termaktub dalam peratutan-peraturan Gubernur Akpol maupun perduptar atau berbagai peraturan lainnya secara konsisten dan konsekuen.

9. Sistem pendidikan lanjutan secara nasional maupun internasional pada jenjang akademik, training dan benchmark serta untuk seminar atau berbagai kegiatan simposium nasional maupun internasional.

10. Pemeliharaan dan perawatan semua aset-aset Akpol:

a. lingkungan kampus dan perkantoran, lingkungan latihan, lingkungan pembinaan-pembinaan olah raga dan olah rasa (religi, seni, tradisi, hobby, komunitas dan teknologi) dan sebagainya.

b. Pembinaan karier personil Akpol dalam promosi, mutasi dan demosi.

c. Kesejahteraan personil pada asrama dan lain-lain.

d. Infrastruktur sarpras/ logistic.

e. Rumah sakit dan pelayanan kesehatan.

f. Tempat ibadah dan sebagainya.

“Pada pendidikanlah tergantung masa depan bangsa”.

Lembaga pendidikan menjadi ikon peradaban kekuatan kedaulatan dan kemajuan hingga modernitas suatu bangsa.

Akpol dengan spirit spirit di atas menjadi lembaga pendidikan acuan kebanggaan yang berstandar World Class Police Academy.*

Fathers Day
16 Juni 2021

Share
Leave a comment