Ikhtiar Putus Kondisi Siklus Sulit Air di Dusun Blarangan

TRANSINDONESIA.CO – Ikhtiar untuk terus mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga di Gunungkidul terus dilakukan. Meski sudah musim penghujan, serta sumur gali warga pada umumnya telah terisi air. Namun sebagian besar pelosok Gunungkidul masih mengalami krisis air bersih utamanya saat kemarau.

Menjawab permasalahan tersebut Global Wakaf ACT DI Yogyakarta membangun sumur wakaf di Dusun Blarangan, Kalurahan Sidorejo, Ponjong, Selasa (29/12/2020).
Sumur wakaf ini merupakan Sumur bor dalam yang ke-36 yang dibangun Global Wakaf ACT DIY.

“Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan banyaknya wilayah yang kesulitan air bersih ketika memasuki musim kemarau,” ujar Kharis Pradana, koordinator pembangunan Sumur Wakaf.

Sementara itu, berdasarkan data dari BPBD Gunungkidul, sedikitnya masih ada 248 dusun yang langganan kesulitan air bersih ketika kemarau datang. Termasuk Dusun Blarangan yang saat ini sedang dalam proses pembangunan sumur wakaf.

Menurut penuturan warga setempat, Yasin Suyadi mengungkapkan kalau musim kemarau warga Dusun Blarangan mengalami sulit air bersih, biasanya kalau sudah kemarau warga akan berbondong-bondong ngangsu (mengambil) air ke tengah sawah di sumur bor pertanian milik Dinas Pertanian Gunungkidul.

“Bahkan anak saya biasanya ambil air di sana pakai sepeda sambil bawa jerigen-jerigen,” ungkap Yasin Suyadi, warga setempat.

“Semoga dengan adanya sumur wakaf ini, jama’ah warga Blarangan tidak kesulitan air bersih lagi ketika musim kemarau,” tambah Suyadi.

Sumur Wakaf yang dibangun di Dusun Blarangan, rencananya akan dimanfaatkan untuk keperluan ibadah masjid Al Hidayah, serta warga masyarakat setempat melalui pipanisasi secara mandiri.

Dari ACT berharap semoga semakin banyak sumur wakaf yang dibangun di daerah Gunungkidul. “Insyaallah pahala wakaf kita, terus mengalir bersama aliran air bersih dari sumur-sumur wakaf yang kita bangun,” tutup Kharis.[act]

Share
Leave a comment