TRANSINDONESIA.CO – Dalam menghadapi persoalan hidup yang menjadi masalah itu bukanlah persoalannya itu sendiri, melainkan bagaimana cara menyikapi persoalan itu. Apa yang kita perbuat pasti akan berbalik kepada kita, perbuatan baik maupun buruk. Seperti bumerang, ketika kita
lemparkan akan kembali mengarah kepada kita. Hanya saja, apakah kita terampil mengelolanya atau ceroboh menggunakannya.
Demikian pula dengan cara pandang kita menghadapi masalah. Banyak orang yang mencari “kambing hitam” ketika terjadi persoalan terjadi. Sibuk mencari sumber masalah di luar dirinya, bahkan hingga menyalahkan itu dan menyudutkan siapa saja yang dianggapnya bersalah. Padahal, sangat mungkin penyebabnya ada dalam diri sendiri, sisi yang seringkali luput dari perhatian ketika menyikapi suatu persoalan. Memang betul bahwa tabiat manusia tidak mau disalahkan, tapi ketahuilah bahwa itu adalah dorongan hawa nafsu.
Sedangkan orang yang bijaksana senantiasa membuka diri untuk dievaluasi, dikoreksi, bahkan menerima kritik. Meskipun berada pada posisi bersalah itu tidak mengenakan, tetapi menerima kritik dan mengakui kesalahan jika memang salah adalah “gerbang” bagi jalan keluar dari suatu persoalan.
Betapa indah jika saat terjadi persoalan, seseorang memilih sibuk mengoreksi dirinya sendiri dan sibuk memperbaiki diri terlebih dahulu sebelum mengoreksi dan memperbaiki faktor di luar dirinya. Dengan jalan begini, insya Allah jalan keluar bagi persoalan itu akan lebih mudah ditemukan. Tidak jarang suatu persoalan malah menjadi semakin rumit karena setiap pihak tidak ada yang mau mengalah dan sangat bersemangat menyalahkan orang lain.
Sibuklah memperbaiki iman kita, memperbaiki keterampilan kita dalam bekerja dan dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Dunia ini adalah episode ujian, satu hari saja di hidup dunia kita bisa bertemu dengan begitu banyak persoalan.
Sumber : Buku 5 kiat Mengatasi Persoalan Hidup
KH. Abdullah Gymnastiar