Mulai 1 Mei, Mayoritas Penerbangan Murah Pindah ke Terminal 2F Soetta
TRANSINDONESIA.CO – Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi Terminal penerbangan berbiaya murah (LCC) pertama di Indonesia dan mulai 1 Mei 2019 hampir semua penerbangan murah pindah ke terminal tersebut.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhamad Awaluddin dalam keterangannya yang diterima Jumat (26/4/016), mengatakan Terminal 2F mulai beroperasi jadi terminal LCC pada 1 Mei 2019 yang khusus melayani penerbangan internasional.
Total nantinya terdapat terdapat delapan penerbangan berbiaya murah yang melayani rute internasional dari LCC Terminal 2F.
Seiring dengan itu, dilakukan relokasi operasional maskapai di Bandara Soekarno-Hatta sebagai berikut: AirAsia rute internasional dari saat ini Terminal 2D pindah ke Terminal 2F mulai 1 Mei 2019, Cebu Pacific yang saat ini di Terminal 2D pindah ke Terminal 2F mulai 1 Mei 2019, dan Lion Air Group (Lion air, Thai lion, Malindo) rute internasional dari saat ini Terminal 2D pindah ke Terminal 2F mulai 1 Mei 2019
Sementara itu, Jetstar Asia dari saat ini Terminal 3 pindah ke Terminal 2F mulai 15 Mei 2019, Sriwijaya Air dari Terminal 2F saat ini pindah ke Terminal 2D mulai 1 Mei 2019
AirAsia rute domestik dari saat ini Terminal 2F pindah ke Terminal 2D/E mulai 1 Mei 2019, Citilink dan Tiger Scoot juga nantinya menyusul akan pindah ke Terminal 2F.
Awaluddin mengatakan Terminal LCC 2F membuat Bandara Soekarno-Hatta bisa lebih memperluas konektivitas dan pangsa pasar khususnya di segmen penerbangan berbiaya murah.
“Segmen LCC tumbuh cukup pesat di seluruh dunia termasuk di Asia Tenggara, dan Bandara Soekarno-Hatta bersiap untuk meraih pasar itu,” ujarnya.
Adapun penumpang LCC khusus rute internasional di Bandara Soekarno-Hatta pada 2018 mencapai sekitar 30 persen dari total penumpang rute internasional 15,5 juta orang.
Penumpang segmen LCC di Bandara Soekarno-Hatta juga masih tumbuh. Pada 1 Januari-24 April 2018 tercatat 1,32 juta orang naik hampir dua persen menjadi 1,34 juta orang pada 1 Januari-24 April 2019.
Sementara itu pergerakan pesawat pada 1 Januari-24 April 2019 mencapai 9.604 pergerakan atau naik 5,03 persen dibandingkan dengan 1 Januari-24 April 2018.
“Penerbangan murah menjadi tren di kalangan pelancong khususnya mereka yang termasuk generasi milenial. Di Bandara Soekarno-Hatta sendiri, sekitar 60 persen penumpang pesawat adalah generasi milenial,” kata Awaluddin.
Dia mengatakan LCC Terminal 2F didesain sesuai kebutuhan pelancong yang mengutamakan kepraktisan, kecepatan, dan kemudahan.
Demi memenuhi kebutuhan itu, jumlah meja lapor diri (check-in desk) di LCC Terminal 2F akan dikurangi dari 20 unit pada 2020 menjadi 10 unit pada 2022. Di sisi lain, jumlah fasilitas lapor diri mandiri (self check-in) ditambah menjadi 40 unit. Seiring dengan itu, fasilitas penaruhan bagasi mandiri (self bag drop) ditambah dari 10 unit pada 2020, menjadi 20 unit pada 2022.
“Pelayanan fokus pada digitalisasi seperti web check-in, self check-in dan self bag drop. Ini kami sebut dengan implementasi teknologi untuk layanan bernilai tambah. Berbagai layanan berbasis teknologi juga selalu diperbarui,” katanya.
Awaluddin mengatakan, secara umum LCC Terminal 2F dirancang untuk mewujudkan proses keberangkatan yang cepat, pengalaman perjalanan yang menyenangkan, dan pelayanan bernilai tambah yang berbeda dari biasanya,” jelas Muhammad Awaluddin.
Program aktivasi di terminal nantinya juga menjadi bagian penting pelayanan kepada pelancong milenial.
Tidak hanya itu, maskapai LCC juga mendapat insentif tarif pendaratan (landing rates) jika membuka rute internasional baru ditambah dengan bebas biaya promosi di digital media dan sosial media milik Angkasa Pura II.
LCC Terminal 2F sendiri merupakan bagian dari revitalisasi menyeluruh di Terminal 2. “Saat ini Terminal 2 berkapasitas sembilan juta penumpang per tahun, setelah revitalisasi usai pada 2022 maka kapasitas akan bertambah menjadi 24 juta penumpang per tahun,” kata Awaluddin.[ANT]