Pancasila Nafas Bangsa

TRANSINDONESIA.CO – Hari ulang tahun merupakan hari yang biasanya ditungu dan dinantikan setiap orang, betapa tidak pada hari dan tanggal itulah manusia secara resmi menganggap dirinya lahir ke dunia.

Apabila dihubungkan dengan Pancasila yang merupakan dasar bagi suatu negara seperti Indonesia, maka rasanya tidaklah berlebihan bagi bangsa Indonesia yang sejak lahir, tumbuh, besar dan mencari nafkah lahir dan bathin selama ini hidup dan menjadi penghuni negeri ini, ikut serta merayakan dan mensyukuri nikmat dan karuniah yang telah didapatnya selama ini.

Dalam memperingati hari lahirnya Pancasila, tepatnya 1 Juni Tahun 1945, saat ini pemerintah telah mencanangkan Pekan Pancasila.

Penulis bersama Wakil Walikota Palu Sigit Purnomo Said (Pasha Ungu).[IST]
Lahirnya Pancasila sudah barang tentu didak diperoleh begitu saja dengan mudah,  tapi tentu dengan melalui proses perjalanan yang panjang dimulai sejak perumusan pada 1Juni 1945, dimuatnya dalam Piagam Jakarta, 22 Juni 1945 sampai pada rumusan finalnya pada 18 Agustus 1945.

Untuk lebih memahami isi dan kandungan Pancasila, maka pemerintah kala itu telah menuangkannya dalam Ketetapan MPR No. II Tahun 1978 tentang Eka Prasetya Panca Karsa,  dimana di dalamnya memuat 36 butir nilai-nilai Pancasila atau biasa juga disebut butir-Butir P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang saat ini banyak dari kalangan generasi muda kurang bahkan tidak memahaminya.

Setelah melalui perjalanan panjang perjuangan bangsa, maka pada tahun 2003 keluarlah Tap MPR No. 1 Tahun 2003, dimana terdapat penambahan menjadi 45 butir.

Trans Global

Bila kita renungkan kembali, Indonesia suatu bangsa yang memiliki kodrat keberagaman mulai dari suku, budaya, agama, bahasa daerah dan bentuk kearifan lokal lainnya merupakan satu kesatuan utuh yang terbentang mulai dari daratan sebelah barat Sabang di Pulau Sumatera sampai pada ujung timur di daerah Merauke Pulau Papua serta dari utara pulau Miangas di Sulawesi Utara sampai pada bagian selatan di pulau Rote di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Atas dasar keberagaman itulah sehingga melahirkan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya. “Walaupun kita semua terdiri dari berbagai macam perbedaan tapi tetap hidup dalam satu kesatuan yang utuh dan harus selalu hidup dalam suasana kedamaian”,  karena kita sebenarnya bersaudara dan hidup dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Seiring dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang sering mendapatkan cobaan, godaan, tantangan, rintangan, halangan maupun hambatan dan gangguan dalam memelihara persatuan dan kesatuan mulai dari penjajahan Belanda, Jepang, perang antar Kerajaan akibat adu-domba penjajah sampai pada rongrongan dari berbagai pihak yang selalu ingin memecah belah persatuan dan kesatuan seperti perpecahan antar suku, hasutan in-toleransi antar umat beragama, adanya radikalisme, konflik sosial di masyarakat, terorisme, serta adanya paham-paham tertentu yang ingin memecah belah persatuan dan menghilangkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahnya.

Melalui momentum perayaan hari lahirnya Pancasila ini, hendaknya kita bersatu padu kembali, bahu-membahu, saling menyayangi, saling menolong, saling melindungi dalam segala hal, dan janganlah saling membenci, saling memusuhi, saling fitnah, menghujat, memprofokasi, mencurigai serta janganlah saling menjatuhkan, serta tetap memupuk kembali jiwa persatuan dan kesatuan diantara kita sebagai bangsa yang besar, menjaga kokohnya jiwa persaudaraan sesama anak bangsa, dan menganggap perbedaan yang ada diantara kita selama ini adalah merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Damailah Indonesiaku. Pancasila adalah Napasku dalam Naungan Bhineka Tunggal Ika, serta tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Salam Kebangsaan.

Penulis : La Mimi, Widyaiswara Indonesia, Pengamat Kamnas

Share