Keluarga Miskin Meningkat Drastis di Kota Bekasi

TRANSINDONESIA.CO – Seiring meningkatnya jumlah penduduk Kota Bekasi, Jawa Barat, jumlah keluarga tidak mampu (miskin) untuk tiga tahun terakhir mengalami peningkatan drastis. Hal itu dipicu persaingan tenaga kerja asing (TKA).

Untuk tahun 2014 jumlah keluarga tidak mampu 13.791 Kepala Keluarga (KK), di tahun 2015 terjadi peningkatan hingga 20.000 KK dan kembali naik di tahun 2016 menjadi 26.000 KK.

“Data keluarga tidak mampu cukup dinamis, karena dipicu oleh berbagai faktor misalnya dampak ekonomi pusat dan daerah,” kata Kepala Bidang Pengendalian Fakir Miskin pada Dinas Sosial Kota Bekasi, Tety Handayani.

Faktor utama keluarga tidak mampu kata Tety, dikarenkan ketidakmampuan pekerja dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang menimbulkan persaingan di bursa tenaga kerja karena bebasnya TKA asal negara ASEAN untuk bekerja.

Warga miskin.[Ist]
Menurut Tety, faktor lain masih ada saja perusahaan yang tidak mampu mengikuti kebijakan pemerintah soal besaran UMK mencapai Rp3,6 juta per bulan.Akbatnya,pe rusahaan berskala kecil biasanya meminta penangguhan sampai perekonomian mereka stabil, sehingga bisa mengikuti kebijakan pemerintah soal besaran UMK.

Bagi perusahaan yang tidak mampu, gulung tikar dan pindah ke daerah lain. Sementara karyawannya terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

“Dua alasan inilah yang semula warga bekerja kini menjadi pengangguran. Rendahnya produktivitas akhirnya berdampak buruk pada kualitas hidup keluarganya dalam memperoleh kesehatan dan pendidikan,” terangnya.

Dikatakannya, Pemko Bekasi terus melakukan pendataan keluarga tak mampu untuk membantu khususnya sektor pendidikan secara gratis.[BEN]

Share