Aksi 212 Bantah Islam Indonesia Tak Bisa Bersatu

TRANSINDONESIA.CO –  Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI, Habib Rizieq Shihab di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu 7 Januari 2017, menyatakan dalam Aksi Bela Islam 212 membuktikan dua hal.

Kedua hal tersebut adalah, pertama membantah pandangan bahwa umat Islam di Indonesia tidak bisa bersatu. Dan yang kedua membuktikan bahwa umat Islam masih percaya dan siap dipimpin ulama.

“Mereka nggak menanyakan ormas kita,” kata Habib menjelaskan kondisi umat saat ikut aksi di hadapan sejumlah wartawan saat menggelar konferensi pers, kemaren.

Aksi Super Damai 212.[IST]
Aksi Super Damai 212.[IST]
“Saya Muslim, Anda Muslim, kita semua Muslim. Kita berjuang bela Islam. Jadi, semua menanggalkan pakaian golongan, pakaian kelompoknya,” lanjutnya.

Menurut Habib, aksi yang sempat digembosi secara masif ini akhirnya menuai kesuksesan besar dan tidak diperkirakan oleh siapapun.

Ini adalah “minhah Ilahiyyah”, anugerah ilahi yang harus disyukuri dengan sebaik-baiknya. Aksi ini menghidupkan energi surah al-Maidah 51 yang menghasilkan banyak pelajaran.

Menurutnya, ulama harus hadir di tengah umat. Ulama harus maju ke depan untuk  menjaga, mengayomi, dan memimpin umat karena umat masih siap dipimpin.

Wakil Ketua GNPF yang juga Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Zaitun Rasmin menjelaskan tujuan safari ini untuk bisa memberi penjelasan tujuan Aksi Bela Islam 212 dan aksi-aksi damai sebelumnya.

Yaitu menggalang persatuan sekaligus menuntut keadilan dalam penegakan hukum.

Jadi, ungkap Zaitu, salah jika ada opini yang menyebut Aksi 212 antikebhinnekaan, anti-Pancalisa, dan anti-NKRI. Aksi 212 juga bukan aksi SARA. “Ini murni aksi menuntut penegakan hukum,” tuturnya.

Konferensi pers dilangsungkan di Benteng Kuto Besak bersama wartawan dari berbagai media lokal maupun nasional. Hadir pula para habaib, ormas, serta majelis taklim se-Sumatera Utara.[ROL/BIR]

Share
Leave a comment