Penantian Panjang Bina Terbang Sekbang TNI-AU

TRANSINDONESIA.CO – Penantian panjang siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI-AU Angkatan-92 terjawab sudah. 22 siswa yang telah melewati masa pembekalan pengetahuan dan teori penerbangan serta 5 jam pertama berlatih di Simulator Ground School Skadik 104 Lanud Adisutjipto akhirnya, Selasa 8 Nopember 2016, resmi melaksanakan latihan terbang perdananya sekaligus membuka masa pendidikan Sekbang Angkatan-92 lewat sebuah inagurasi sederhana.

Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Al Huda Wingdikterbang Lanud Adisutjipto, itu dibuka dengan penyerahan tumpeng dari Dan Lanud Adisucipto, Marsma TNI. Ir. Novyan Samyoga,M.M kepada salah satu siswa Angkatan-92.

Dan Lanud Adisucipto, Novyan Samyoga mengatakan, Bina Terbang adalah masa penantian panjang bagi seorang siswa Sekbang, hendaknya perhatian para siswa dicurahkan semaksimal mungkin dalam mengikuti program ini.

Dan Lanud Adisucipto Marsma TNINovyan Samyoga menyerahkan tumpeng pada Siswa Sekbang Angkatan 92.[MIC]
Dan Lanud Adisucipto Marsma TNINovyan Samyoga menyerahkan tumpeng pada Siswa Sekbang Angkatan 92.[MIC]
“Apalagi, Alutsista yang diawaki semakin canggih, jangan pernah berpuas diri untuk berhenti belajar. Orentasi kedepan tidak hanya menjadi penerbang yang baik dan profesional, namun lebih jauh dari itu berupaya menjadi orang yang sukses dunia akhirat,” katanya.

Lebih lanjut Samyoga mengatakan, 22 siswa Sekbang A-92 ini diharapkan nantinya lolos semua dalam mengikuti tahap bina terbang latih dasar ini dan lanjut pada program latih lanjut pada fix wing (transport dan tempur) dan rotary wing (helikopter).

Sementara itu, Komandan Skadik 101 Letkol Pnb Sukarno, disela-sela acara menyampaikan bahwa 22 orang siswa Sekbang angkatan-92 ini akan melaksanakan latihan terbang yang sesungguhnya di atas langit Adisutjipto dan juga Adisoemarmo, Surakarta.

“Pelaksanaan Latihan akan dilaksanakan selama kurun waktu kurang lebih 7 bulan. Mereka akan melaksanakan latihan terbang tahap awal  dengan menggunakan pesawat Latih G 120 TP-A Grob,” katanya.

Lebih lanjut Dan Skadik 101 menyampaikan,  pendidikan Sekbang dimanapun selalu terikat oleh ketentuan yang ketat baik yang langsung berkaitan dengan disiplin militer maupun yang berkaitan dengan substansi materi pendidikannya itu sendiri.

Dua Siswa Sekbang bersiap untuk terbang.[MIC]
Dua Siswa Sekbang bersiap untuk terbang.[MIC]
“Faktor kedisiplinan siswa dalam menaati segala prosedur dan petunjuk para instruktur sangat ditekankan kepada para siswa,” tambahnya.

Sementara, Komandan Skadik 102, Letkol Pnb Sri Raharjo mangatakan, setelah melewati masa terbang di simulator selama 5 jam, dalam program Bina Terbang ini mereka akan melewati masa 5 jam pertama  dalam pantauan yaitu latihan paling dasar dalam menerbangkan pesawat.

“Kemudian fase terbang pattern (take off landing) sebanyak 10 jam pada masa ini mereka harus lulus terbang solo (sendiri) dalam menerbangkan pesawat,” ujarnya.

Setelah melewati masa itu, siswa akan masuk ke tahap lanjut sesuai dengan kecabangannya yaitu, tempur, transport dan helikopter. Untuk latih lanjut tempur dan transport tetap dilaksanakan di Lanud Adisucipto sedangkan kecabangan helikopter akan dilanjutkan ke Lanud Kalijati, Subang Jawa Barat.

Untuk kecabangan tempur mereka akan menggunakan pesawat latih lanjut KT-1B Wong Bee sedangkan untuk kecabangan transport tetap menggunakan pesawat Latih G 120 TP-A Grob sedangkan kecabangan helikopter menggunakan  Helikopter Colibri EC 120.

Pesawat Latih G 120 TP-A Grob.[MIC]
Pesawat Latih G 120 TP-A Grob.[MIC]
“Arahan mereka untuk masuk tempur, angkut maupun heli, sepenuhnya berdasarkan hasil test psikologi mereka dan juga dilihat dari bakat dan kemampuan terbang mereka di latih dasar ini”, ujar Raharjo. Selain terbang solo, para siswa itu pun melaksanakan terbang rali seperti ke Madiun, Semarang, Bandung, Bali serta Jakarta, ” terangnya.

Di tiap fase selalu ada check terbang solo baik itu di tingkat dasar maupun lanjut. Total mereka akan terbang solo selama 10 kali dari 160 kali terbang dan total jam terbang yang harus mereka kumpulkan sekitar 181 jam terbang untuk bisa dinyatakan lulus sebagai penerbang”, lanjut Dan Skadik 102, Raharjo.

Hadir dalam acara syukuran dan doa keselamatan latihan Bina Terbang Latih Dasar Sekolah Penerbang Angkatan-92 ini adalah Komandan Wingdikterbang Kolonel Pnb. Bonang Bayuaji, Komandan Skadik 101 Letkol Pnb Sukarno, Komandan Skadik 102 Letkol Pnb. Sri Raharjo, Para Kasi di jajaran Lanud Adisutjipto, Instruktur Penerbang, seluruh siswa Sekbang Angkatan 92, dan ground crew.[MIC]

Share