Polsek Tambelang dan Masyarakat Siapkan Posko Banjir

TRANSINDONESIA.CO – Tingginya intensitas hujan mengakibatkan beberapa daerah rawan banjir di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang kerap menjadi langgan banjir sudah mulai merendam badan jalan bahkan sebagian perkampungan.

Menyikapi musim penghujan yang berakibat naiknya debit air suangai dan dapat meluap hingga menimbulkan banjir kepemukiman warga, Kepolisian Sektor (Polsek) Tambelang, Polresta Bekasi, bersama masyarakat mempersiapkan posko banjir.

Kapolsek Tambelang, AKP Sujono, mengatakan musim hujan yang mulai ekstrim melakukan antisipasi dan persiapan dini untuk mengatasi daerah rawan banjir di Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi.

Kapolsek Tambelang, AKP Sujono, saat meninjau debit sungai yang membatasi Kecamatan Sukawangi dan Kecamatan Babelan.[Fya]
Kapolsek Tambelang, AKP Sujono, saat meninjau debit sungai yang membatasi Kecamatan Sukawangi dan Kecamatan Babelan.[Fya]
“Prioritas rawan banjir Desa Sukamekar, salah satu wilayah hukum Polsek Tambelang yang hampir setiap tahun dan setiap musim hujan selalu kebanjiran, saat ini desa tersebut masih tergolong aman,” kata Kapolsek Sujono, kepada TransIndonesia.co, Kamis (25/2/2016) malam.

Dikatakannya, meski masih tergolong aman karena debit air di sungai Bekasi yang membatasi antara Kecamatan Sukawangi dan Kecamatan Babelan, masih dibawah ambang batas namun sudah mulai menyentuh bibir badan jalan.

Meski demikian, Polsek Tambelang bersama masyarakat melakukan antisipasi bila debit air naik diambang batas hingga meluber akan mengakibatkan Desa Sukamekar terendam.

Debit air mulai naik dan hampir menyentuh bibir badan jalan di Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.[Fya]
Debit air mulai naik dan hampir menyentuh bibir badan jalan di Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.[Fya]
“Meski ada tanggul kali yang dibuat sebagian oleh warga, tetapi bila tidak kuat menahan tingginya debit air dapat membahayakan penduduk di Desa Sukamekar,” katanya.

Sebagaimana atensi Kapolresta Bekasi Kombes Pol M Awal Chairuddin,Sik,MH, agar Polsek menjaga dan dapat mengatasi banjir dengan membangun koordinasi bersama Tiga Pilar diwilayah masing-masing, sehingga dapat saling bahu membahu untuk memberi keselamatan pada warga korban banjir.

“Sesuai instruksi Kapolresta Bekasi, kita langsung berkoordinasi dengan unsur Muspida dan menggelar apel bersama untuk penanggulangan bencana banjir serta melakukan  pelatihan keterampilan penanganan korban banjir. Bahkan perintah Kapolresta untuk membuat tim penangulangan bencana dan posko banjir telah kita laksanakan,” katanya.

Debit air sungai yang membatasi Kecamatan Sukawangi dan Kecamatan Babelan mulai naik.[Fya]
Debit air sungai yang membatasi Kecamatan Sukawangi dan Kecamatan Babelan mulai naik.[Fya]
Untuk itu lanjut Sujono, dirinya terus berkoordinasi dengan seluruh kepala desa terutama Kepala Desa Sukamekar H.Anwar Sanusi,SE, yang desanya kerap menjadi langgan banjir setiap tahun.

“Kita intens berkoordinasi untuk mengantispasi dan kesiapan menyambut bila datang banjir. Seluruh perangkat sudah siap, bersama unsur Tiga Pilar dibantu oleh pemuka dan tokoh masyarakat, termasuk persiapan stok logistik sudah tersedia untuk beberapa hari kedepan,” terangnya.

Seperti tahun lalu kata Sujono, hampir seluruh rumah di Desa Sukamekar terendam akibat tingginya debit air. Sehingga masyarakat sudah terbiasa menghadapi datangnya banjir.

Kapolsek Tambelang, AKP Sujono dan Kades Sukamekar H.Anwar Sanusi bersama masyarakat mempersipakan posko banjir di Aula kantor Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.[Fya]
Kapolsek Tambelang, AKP Sujono dan Kades Sukamekar H.Anwar Sanusi bersama masyarakat mempersipakan posko banjir di Aula kantor Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.[Fya]
Selain membuat posko banjir lanjut Sujono, Polsek Tambelang bersama unsur Muspida juga telah menyiapkan lokasi penampungan di Aula Kantor Desa yang dapat menampung 500 – 600 jiwa.

“Selebihnya akan ditampung di posko-posko banjir didataran tinggi sekitar desa. Semua kita berharap, debit air tidak melebihi ambang batas hingga desa tidak terendam dan masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa,” kata Sujono.[Fya]

Share