Istri Gatot Bicara Soal Posisinya Sebagai Istri Kedua

TRANSINDONESIA.CO – Evy Susanti yang merupakan istri kedua Gubernur Sumatera Utara non-aktif Gatot Pujo Nugroho memahami posisinya tidak mudah karena pilihan poligami yang dijalani.

“Keputusan saya menjadi istri kedua sangat saya sadari konsekuensinya tidak mudah, poligami bagi wanita sangat tidak mudah. Berada di posisi ke berapapun pasti berat, dan istri kedua punya stigma buruk di mata masyarakat,” kata Evy sambil tersedu saat membacakan nota pembelaan (pledoi) dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, kemaren.

Dalam perkara ini, Evy dituntut penjara selama 4 tahun sedangkan suaminya Gatot Pujo Nugroho dituntut 4,5 tahun penjara ditambah denda masing-masing Rp200 juta karena menyuap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan senilai total 27 ribu dolar AS dan 5 ribu dolar Singapura serta menyuap mantan Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella sebesar Rp200 juta.

Gubernur Sumatera Utara non aktif Gatot Pujo Nugroho bersama istri Evy Susanti.
Gubernur Sumatera Utara non aktif Gatot Pujo Nugroho bersama istri Evy Susanti.

“Jujur saya tidak begitu paham persoalan politk tapi yang menimpa suami saya sarat isu-isu politik. Banyak yang ingin mendapat jabatan gubernur Sumut atau Sumut 1. Saya tidak ingin berkeluh kesah karena saya menyadari siapa saya, istri yang dinikahi dengan kesederhanaan seperti juga saat saya bertemu dengan mas Gatot sebelum beliau menjadi gubernur adalah orang sederhana. Saya tetap berkomitmen tetap mendukung Mas Gatot walau tinggal berjauhan,” ungkap Evy.

Evy diketahui menikah dengan Gatot pada 2013, tahun yang sama saat Gatot resmi dilantik menjadi Gubernur Sumut.

“Apakah istri kedua selalu disamaratakan sebagai perempuan negatif? Sekali lagi saya tidak membela diri saya. Posisi saya pasti dinilai punya banyak kesalahan, makin membuat saya terpojok. Saya tidak sempurna, banyak kekurangan saya, tapi apa yang saya lakukan hampir 2 tahun ini adalah ingin membantu suami saya, untuk membahagiakan suami saya,” jelas Evy.

Evy bahkan mengaku tidak bahagia menjadi istri Gubernur Sumut karena suaminya terus-menerus mendapat serangan politik. “Saya tidak bersukacita menjadi istri pejabat, saya tidak bisa tidur nyenyak sejak menjadi istri mas Gatot selaku Gubernur Sumut. Setiap hari saya tidak nyaman. Saya gelisah dan semakin banyak upaya untuk menggulingkan suami saya dari jabatan gubernur melalui demo-demo terkait tipikor,” ungkap Evy.

Namun Evy juga merasa ikut bertanggung jawab karena dirinyalah yang menyarankan agar Gatot menyewa OC Kaligis sebagai penasihat hukum pribadinya sehingga mendapat 40 jam waktu konsultasi hukum.[Rol/Dod]

Share
Leave a comment