Warga Bangladesh Penyelundup Imigran Ditangkap di Bogor

TRANSINDONESIA.CO – Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) menangkap seorang warga Bangladesh yang diduga terlibat penyelundupan puluhan imigran ke Selandia Baru, ditangkap dikawasan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/2/2016).

“MA sudah berada ditahanan Bareskrim Polri. Kami masih terus melakukan pendalaman serta pengembangan lebih lanjut terhadap para tersangka pelaku penyelundupan manusia ini,” kata Kepala Subdirektorat III Tindak Pidana Umum Komisaris Besar Umar Fana, di Jakarta, Rabu (17/2/2016).

Penangkapan MA adalah kelanjutan dari kasus yang diusut Bareskrim sejak Mei 2015. Menurut Umar, selain MA, polisi juga pada Juli 2015 telah mengamankan tersangka lain berinisial TK, seorang warga Srilangka. Saat ini TK sudah diamankan oleh Polres Rote, Nusa Tenggara Timur.

Kasus berawal saat dua kapal pengangkut 65 imigran dengan tujuan Selandia Baru terdampar di pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Pengungsi Suriah dan Afghanistan di perahu karet mendekati pulau Lesbos, Yunani, 3 September 2015.[Rts]
Pengungsi Suriah dan Afghanistan di perahu karet mendekati pulau Lesbos, Yunani, 3 September 2015.[Rts]
Umar mengatakan Bareskrim kemudian membantu Kepolisian Resor Rote mengungkap kasus tersebut. Dari hasil penyidikan diketahui ada lima buronan yang berperan sebagai pengorganisir dan penyedia kapal.

Mereka adalah TK asal Sri Lanka yang merupakan koordinator pendanaan; MA asal Bangladesh yang menjadi koordinator imigran di negaranya; S koordinator imigran dari Sri Lanka dan Myanmar; AY warga negara Indonesia yang menyediakan anak buah kapal; dan AL yang menyediakan kapal dan penentu lokasi pemberangkatan, kata Umar.

Sebelumnya diberitakan ada dugaan penyuapan dari pemerintah Australia terhadap awak kapal penyelundup imigran menyusul laporan dari Kapolres Rote, Ajun Komisaris Besar Hidayat yang mengatakan enam awak kapal mengaku telah dibayar masing-masing US$5 ribu, atau sekitar Rp66 juta oleh pejabat Australia.

Para penyelundup diminta memutar kapal mereka sehingga mereka tidak memasuki perairan Australia.

Tuduhan penyuapan juga menguat menyusul laporan juru bicara badan pengungsi PBB, James Lynch, pekan lalu yang menyatakan bahwa staf UNHCR telah mewawancarai 65 manusia perahu “dan mereka menyatakan bahwa para awak kapal menerima pembayaran.”[Nic]

Share
Leave a comment