Keselarasan: Cara Berdebat Keras, Prinsip Santun Dalam Penyampain

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Menyampaikan pendapat memang memerlukan suatu seni dan menggunakan rasa dan empati sehingga tidak dituding sebagai teriakan kelaparan atau ungkapan sakit hati.

Kebanyakan orang yang belum kebagian akan berteriak sekeras-kerasnya dan diam sejuta bahasa setelah merasakan nikmatnya keduman (kebagian).

Konsistensi juga menjadi standar penilaian atau brand seseorang. Menyampaikan kritik bukanlah jahat, melainkan kecintaan, kepekaan, kepedulian dan sebagai rasa tangung jawab. Mengkritik, yang dikritik tidak marah namun mau merubah.

Keselarasan merupakan bagian penting dalam suatu keseimbangan atas situasi-situasi dalam berdebat atau menyampaikan pendapat. Perdebatan merupakan landasan demokrasi yang tidak selalu yes man, ok, siap, sendiko dawuh.

Menyampaikan pendapat yang berbeda dengan orang kebanyakan bukanlah sebagai bentuk pamer atau upaya subdibilheb (supaya dibilang hebat), bukan pula untuk menjatuhkan atau membunuh karakter. Melainkan untuk kebenaran, kemanusiaan, perbaikan, pencegahan dan pembangunan.

Keras dalam prinsip santun dalam menyampaikan, patut menjadi acuan atau landasan bahwa empati, memahami juga perlu dilakukan.

Disamping itu sikap santun merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan kepada manusia dan kemanusiaan.

Empatipun ditunjukan walau prinsipnya tetap harus keras namun tutur kata penyampaian yang santun akan menjaga keselarasan dan dapat meminimalisir konflikkonflik yang tidak perlu.(CDL-Jkt161015)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share