Masyarakat Buru Dambakan Listrik 24 Jam

Anak-anak belajar tanpa penerangan istrik.(ist)
Anak-anak belajar tanpa penerangan istrik.(ist)

TRANSINDONESIA.CO – Camat Buru Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Hasan Hidayat menyatakan bahwa masyarakatnya mendambakan listrik dari PLN menyala 24 jam setiap hari, tidak lagi hanya dari sore hingga pagi.

“Harapan masyarakat agar listrik menyala 24 jam sudah disampaikan kepada pihak PLN. Namun dalam sepuluh tahun terakhir hanya menyala pada malam hari, mulai pukul 17.00 hingga 06.30 WIB,” kata Hasan Hidayat di Tanjung Balai Karimun, Rabu (3/6/2015).

Hasan Hidayat mengatakan listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat kecamatan di Pulau Buru dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Listrik yang hanya menyala pada malam hari mengakibatkan lambannya pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Pelaku perdagangan seperti rumah-rumah toko, menurut dia, terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk pengoperasian genset untuk aktivitas perdagangan.

“Kegiatan pemerintahan kecamatan juga dibantu dengan pengoperasian genset yang membutuhkan dana operasional relatif tinggi,” kata dia.

Ia menuturkan warga masyarakat sudah mengusulkan kepada pihak PLN agar menambah pasokan daya sehingga aliran listrik dapat dinikmati masyarakat pada siang hari.

Pihak PLN, kata dia, beralasan kuota bahan bakar yang dialokasikan PLN pusat tidak mencukupi untuk mengoperasikan mesin pembangkit selama 24 jam dalam satu hari.

Kuota solar yang dialokasikan PLN pusat sekitar 80 ton per bulan, masih kurang sebanyak 40 ton lagi untuk mengoperasikan mesin pembangkit selama 24 jam, kata dia.

“Untuk penambahan kuota solar dari pusat, pihak PLN Tanjung Balai Karimun menyarankan agar masyarakat mengajukan permohonan atau dukungan agar listrik bisa menyala 24 ke PLN pusat. Dukungan dari masyarakat ini sedang diupayakan untuk diteruskan ke pusat,” ucapnya.

Salah seorang warga Buru Zainal Sulaiman, dalam satu kesempatan juga mengharapkan agar listrik bisa menyala siang dan malam.

“Zaman sudah maju tapi Buru masih tertinggal karena listrik hanya menyala pada malam hari,” kata dia.

Menurut Zainal, warga masyarakat ketinggalan informasi karena tidak bisa menikmati siaran televisi pada siang hari, kecuali bagi mereka yang punya genset.

“Buru tidak jauh dari Tanjung Balai Karimun, hanya setengah jam jika naik kapal reguler. Tapi, kondisi listriknya masih jauh tertinggal,” tambah Zainal.

Selain Buru, sebagian besar pulau-pulau dan wilayah pesisir belum menikmati listrik yang memadai. Selain Kecamatan Buru, wilayah Kecamatan Durai, Belat dan Kecamatan Ungar juga belum menikmati aliran listrik selama 24 jam.(ant/ful)

Share