TRANSINDONESIA.CO – Indonesia Police Watch (IPW) mendesak pemerintahan Joko Widodo membentuk tim independen untuk mengusut kasus tewasnya masyarakat sipil dalam aksi demo di Makassar, Sulawsei Selatan, dan penyerbuan polisi ke musolah di Pekanbaru, Riau.
“Polri tidak serius menuntaskan kasus ini, sehingga mendesak pemerintah menurunkan tim investigasi. IPW mengecam sikap arogan dan represif polisi dalam mengendalikan aksi demo mahasiswa di Makassar. Sikap arogan dan represif itu sudah menyebabkan satu orang tewas,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Ironisnya kata Neta, yang tewas adalah masyarakat biasa dan bukan mahasiswa yang bedemo.
“Kematian warga sipil dalam pengendalian aksi demo itu harus diusut tuntas. Apalagi penyebab kematiannya masih simpang siur,” kata Neta.
Dikatakan Neta, kematian warga sipil itu ada yg mengatakan ditabrak watter cannon polisi, ada yang mengatakan dipukuli dan ada yg mengatakan tertembak.
“Tim investigasi perlu mengusutnya, untuk kemudian membawa pelakunya ke pengadilan,” katanaya.
Sebelumnya, polisi juga bersikap represif dalam menangani aksi demo mahasiswa di Pekanbaru, Riau.
Bahkan polisi mengejar mahasiswa hingga ke musolah tanpa membuka sepatu. Di Makassar dalam mengendalikan aksi demo, polisi juga menembaki musolah dgn gas air mata untuk menghalau mahasiswa yang bersembunyi.
IPW berharap MUI melakukan protes terhadap Polri, sebab kasus ini tidak boleh terulang. Apalagi, mushollah adalah tempat ibadah yang harus dihormati semua pihak dan tidak boleh dinistakan
“Pimpinan Polri tidak boleh membiarkan kasus ini dan jgn sampai masyarakat serta tokoh-tokoh agama bertindak sendiri-sendiri dalam menyelesaikan pelecehan serta penistaan terhadap musolah ini,” ujranya.(lin)