TRANSINDONESIA.CO – Bayi Katarina Callista Ramadhani Asanfa (16 bulan) salah satu bayi kembar pengindap penyakit langka “alagille syndrome” putri pasangan Roberta Fani dan Saryanto, warga Tegal Mulyo, Nusukan, Solo, Minggu (23/11/2014), meninggal dunia di RSUD Dr Moewardi Solo.
Jenazah tersebut dimakamkan berdampingan dengan saudara kembarnya Mikayala Nathania Asanfa di Solo, Mikayala terlebih dulu meninggal akibat pendarahaan di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, April lalu, kata Roberta Fani, di rumahnya, kemaren.
Kesedihan nampak di raut wajah orang tua Callista, Roberta Fani dan Saryanto maupun keluarga. Pasalnya berbagai upaya telah dilakukan keduanya untuk mengobati kedua putranya itu. Tak hanya kehilangan harta benda, apapun telah mereka pertaruhkan untuk kebaikan Callista dan Mikayla. Namun delapan bulan lebih mereka berikhtiar Tuhan berkehendak lain.
Salah satu usaha tak kenal lelah yang dlakukan yakni, Fani menurut rencana akan membawa anak keempatnya itu menjalani pengobatan ke Jepang, akhir November ini. Di negeri Sakura itu Callista akan menjalani operasi transplantasi hati.
“Callista akan mendapat transplantasi hati dari suami saya. Tapi biayanya sangat mahal Rp600 juta. Saya ndak tahu dapat uang dari mana,” ujar Fani.
Keraguan Fani karena untuk bisa melakukan operasi di Jepang membutuhkan biaya yang sangat besar. Sementara kondisi ekonomi keluarganya sangat tidak memungkinkan. Untuk biaya hidup sehari-hari saja, kata Fani keluarganya masih kekurangan, apalagi untuk berobat.
“Rumah kami sudah dijual, sementara dua rumah orang tua dan mertua sudah kami gadaikan untuk berobat,” kata Fani sambil menambahkan berbagai upaya telah dilakukan dari rumah sakit biasa hingga rumah sakit terkenal di Jakarta, namun usahanya belum membuahkan hasil.(ant/ats)