Meriyati Hoegeng Jadi Warga Kehormatan Pekalongan

Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman (tengah) mencium tangan istri dari Hoegeng, Meriyati Hoegeng saat peluncuran buku 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan' di Gramedia Pondok Indah Mal 1, Jakarta, Minggu (17/11/2013).(dok)
Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman (tengah) mencium tangan istri dari Hoegeng, Meriyati Hoegeng saat peluncuran buku ‘Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan’ di Gramedia Pondok Indah Mal 1, Jakarta, Minggu (17/11/2013).(dok)

TRANSINDONESIA.CO –Pemerintah Kota Pekalongan menyematkan gelar warga kehormatan kepada Meriyati atau yang dikenal dengan Merry Hoegeng, di Depok, Jawa Barat, Kamis (2/10/2014).

Gelar diberikan kepada istri almarhum mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso itu sebagai satu-satunya saksi sejarah yang masih hidup pada peristiwa pertempuran 3 Oktober 1945 di Pekalongan, Jawa Tengah.

Pemberian gelar warga kehormatan diberikan langsung Walikota Pekalongan, Mohammad Basyir Ahmad dalam kunjungannya di kediaman Merry di perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat. Selain walikota, tampak beberapa pejabat pemerintah daerah, korps Palang Merah Indonesia, dan beberapa rekan pers yang datang dalam rombongan.

“Agar generasi muda meyakini sebuah pengorbanan yang telah dilakukan para pejuang,” ujar Wali Kota Pekalongan, Mohammad Basyir Ahmad, Kamis (2/10). Sebuah testimonial dari Merry nantinya, ujar Basyir, sekaligus membuktikan pada Indonesia bahwa Pekalongan turut menjadi saksi bagian dari penegak kedaulatan Bangsa.

Trans Global

Inilah Pelayanan E-Policing

Pertempuran 3 Oktober 1945 merupakan catatan heroik di kota Batik setelah Jepang enggan meninggalkan pulau Jawa pasca proklamasi. Merupakan bukti revolusi fisik dalam upaya perebutan markas Kempetai atau Tentara Jepang dengan warga Pekalongan.

Peristiwa tersebut menelan korban jiwa sebanyak 37 orang dan puluhan orang terluka. Genangan darah dan jenazah para pejuang, membuat lapangan Kebon Rojo depan masjid As Syuhada, bekas markas Kampetai di Pekalongan, berdiri Monumen Juang.

Sejarawan kota Pekalongan Arief Dirhamsyah, menyambut positif langkah pemerintah kota Pekalongan dalam menghargai peran para aktor sejarah. Peristiwa 3 Oktober 1945 sendiri, kata Dirhamsyah, hanya menyisakan Merry Hoegeng sebagai saksi yang masih hidup hingga saat ini.

“Tak hanya sebagai saksi, beliaulah pejuang sebenarnya,” kata Dirhamsyah.(rol/saf)

Share