RS Efarina Berastagi Milik Bupati Kumuh, Jual Beli Kamar Pasien Ansuransi

Heli Kopter terjatuh didepan RS Efarina Etham Berastagi milik Bupati Simalungun JR Saragih yang menewaskan 1 orang pada Desember 2013.(dok)
Heli Kopter terjatuh didepan RS Efarina Etham Berastagi milik Bupati Simalungun JR Saragih yang menewaskan 1 orang pada Desember 2013.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – RS Efarina Etham Berastagi Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang disebut-sebut milik Bupati Simalungun JR Saragih, ternyata pelayanan dan administrasinya tergolong buruk. Selain itu, pasien raat inap tidak nyaman terutama penguna asuransi kesehatan karena tidak dapat menempatin haknya, pasien juga digabung dengan pasien yang mengidap penyakit lain.

Akibatnya, membuat pasien yang mengunakan asuransi kesehatan merasa kecewa. Tidak menyangka RS yang pernah menewaskan 1 orang dalam kecelakaan pesawat heli kopter pada 30 Desember 2013, hak yang selama ini dibayarnya lewat gaji per bulan dipotong langsung. Mendapat pelayanan dan enerima kamar rawat inap bobrok yang dinilai jauh dari kalayakan.

“Saya sangat kecewa dengan asuransi jiwa kesehatan yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Efarina. Disebabkan Rumah Sakit tersebut diduga menjual kamar yang berhak menempati, seperti mengunakan asuransi jiwa kesehatan. Saya terdaftar di kartu asuransi menempati kamar nomor II. Namun, begitu saya dirawat inap, kamar tersebut tidak saya dapatkan,” ungkap pasien RS Efarina, Sri kepada Wartawan Kamis (11/9/2014).

Sri mengungkapkan, alasan pihak rumah sakit tersebut karena ruangan kamar nomor II sesuai dengan pengunaan dirinya didalam kartu kesehatan sudah penuh, dan terisi oleh pasien. Maka dirinya disarankan ke kamar ruangan nomor III.

“Saya disarankan ke kamar nomor III, dibawah level kamar yang seharusnya saya berhak menempati. Sebelumnya pihak RSU Efarina juga sudah mengatakan, kalau dibagian ruang nomor I sudah terisi penuh,” ungkapnya kesal.

Disesalinnya, kenapa kamar saya diisi oleh pasien yang lain, berartikan tidak ada pertanggung jawaban dari pihak RS Efarina, dan tidak ada gunanya kerja sama asuransi dengan pihak RS tersebut. Seharusnya mereka melihat dan memperdulikan, atau pasien yang di kamar ruang nomor II tersebut dipindahkan, kenapa mesti kami yang memakai asuransi di ruang lebih bawah.

Sementara itu, pengurus kesehatan milik tempat pasien bekerja di kota wisata Berastagi, Dame, juga merasa keberatan, karena pasien asuransinya seperti diabaikan oleh pihak RS Efarina.

“Saya sudah bicarakan sama pihak RS Efarina, jika ruang kamar nomor II sudah ada yang pulang pasiennya, langsung kita yang akan menempati. Sebelumnya juga saya sudah bicarakan, agar dialihkan ke ruang kamar nomor I, tetapi sama semua terisi penuh,” ungkapnya dengan nada kesal.

Amatan wartawan di ruang kamar no III Angrek, ada 7 pasien di inap didalam ruangan tersebut dengan penyalit yang berbeda, suara bising menyelimuti tidur pasien, begitu juga ketidak nyamanana pasien. Seperti kumuhnya sprei tempat tidur. Lalat beterbangan di sana – sini. Seakan sembuhnya pasien dari penyakit yang diidapnya rentan secepatnya membaik.(ded/don)

Share
Leave a comment