TRANSINDONESIA.CO – Hujan monsun lebat dan banjir bandang menewaskan 128 orang di Pakistan dan 108 orang di India. Ramalan cuaca memperkirakan hujan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan Ahmad Kamal mengatakan sedikitnya 69 orang meninggal di provinsi Punjab sejak Kamis. Dia mengatakan di wilayah Kashmir yang kuasai India, 48 orang tewas. Sebanyak 11 lainnya di provinsi Gilgit Baltistan juga tewas.
Kamal mengatakan sebagian besar korban tewas akibat tertimpa atap rumah mereka yang runtuh. Dia mengatakan air bah telah melukai 261 orang di seluruh negeri.
“Kami telah mengirim tenda dan bantuan lain bagi warga yang terkena dampak hujan dan banjir,” ujar Kamal, Minggu (7/9/2014).
Dia mengatakan tentara menggunakan helikopter dan perahu untuk mengevakuasi warga. Tentara telah membangun hampir 50 kamp pengungsian untuk menampung mereka.
Kamal mengatakan lebih dari 4.000 rumah di seluruh Pakistan hancur atau runtuh sebagian sehingga banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Rumah-rumah di Pakistan sebagian besar dibangun dengan batubata dari lumpur tanpa pondasi benton sehingga rawan hancur saat hujan lebat mengguyur.
Di India, dari 108 orang yang tewas, 30 di antaranya merupakan berada dalam bus rombongan pengantin. Bus terseret arus banjir. Sebanyak empat penumpang berhasil berenang menyelamatkan diri.
Sedikitnya 300 petugas penyelamat federal, ribuan polisi dan tentara diterjunkan untuk menyelamatkan ribuan warga yang terkena bencana banjir ini.
“Pemerintah akan melakukan segala hal yang diperlukan untuk menolong warga yang kesulitan,” ujar Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dalam pernyataan.
Puluhan jembatan rusak atau hancur akibat tersapu baanjir. Otoritas khawatir korban tewas akan bertambah karena hujan dan banjir yang diperkirakan masih akan terus terjadi.
Selama musim hujan monsun tahunan, Pakistan dan India mengalami banjir yang luas. Pada 2010, banjir bandang menewaskan 1.700 orang di Pakistan.(fen/sis)