ISIS Rebut Pangkalan Udara

Militant Member Of ISIS.(rts)
Militant Member Of ISIS.(rts)

TRANSINDONESIA.CO – Setelah melalui pertempuran sengit, pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merebut pangkalan udara Taqba, Minggu (24/8/2014). Satu-satunya pangkalan yang semula masih dikuasai tentara Presiden Bashar al-Assad di Provinsi Raqqa, Suriah timur.

Taqba terletak sekitar 45 km di pinggiran Kota Raqqa yang telah menjadi pusat kekuatan ISIS di Suriah. Dengan merebut pangkalan udara ini, ISIS memperoleh puluhan pesawat tempur, helikopter, tank, dan artileri.

Pertempuran sejak Selasa (19/8/2014) lalu hingga lepasnya Taqba dari pasukan Assad menyebabkan 500 orang tewas. Baik dari pihak angkatan bersenjata Suriah, maupun ISIS. Paling tidak, 346 anggota ISIS kehilangan nyawa. Sisanya, tentara Suriah.

Ini dianggap sebagai pertempuran paling mematikan sejak perang di Suriah berjalan tiga tahun lalu. Sebelumnya, baku tembak hanya terjadi di sekitar dan luar pangkalan udara. Pada Ahad mencapai puncaknya, pertempuran bergeser ke dalam pangkalan hingga dikuasai ISIS.

Dekat Kota Raqqa, ISIS merayakan kemenangan itu dengan tembakan senjata. Lewat pengeras suara, beberapa masjid mengumumkan bahwa pangkalan udara Taqba telah jatuh ke tangan ISIS. “Teriakan Allahu akbar bergema,’’ ujar seorang saksi.

Dia juga mengungkapkan, para anggota ISIS memajang kepala-kepala tentara Suriah di pusat kota. Televisi Pemerintah Suriah mengonfirmasi, Taqba tak lagi berada di bawah kendali pasukan Assad. Bahkan, mereka telah dievakuasi dari pangkalan tersebut.

Namun, ISIS juga mengepung sekitar 150 tentara Suriah yang berusaha mundur. Sekarang, mereka diyakini menjadi tahanan. Tak lama kemudian, pesawat tempur dikerahkan menargetkan bangunan yang sudah dikuasai ISIS itu.

Menurut lembaga kemanusiaan yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengungkapkan, pertempuran masih berlangsung. Tapi, pangkalan udara sudah telanjur berada dalam genggaman ISIS.

Para pengamat menyatakan keberhasilan ISIS signifikan. Sebab, ini membatasi serangan udara Suriah, termasuk terhadap wilayah utara negara tersebut. Dalam peristiwa lain, pasukan Suriah membunuh 32 anggota ISIS di Deraa, Suriah selatan.

SOHR mengungkapkan, ISIS memutuskan mundur dari Homs utara atas perintah pemimpin mereka, Abu Bakar al-Baghdadi. Selanjutnya, wilayah itu diserahkan kepada Front al-Nusra, kelompok bersenjata Alqaidah di Suriah.

Jurnalis dibebaskan

Pada Ahad (24/8) Front al-Nusra membebaskan Peter Theo Curtis, jurnalis dan penulis AS. Dia hilang sejak 2012. “Kita gembira Curtis kini berada di luar Suriah,’’ ujar Presiden AS Barack Obama dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih.

Namun, kata Obama, semua harus tetap berdoa dan berusaha dengan jalan apa pun untuk membebaskan sandera lainnya. Pembebasan ini selang beberapa hari setelah pengumuman pemenggalan jurnalis James Foley oleh ISIS.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Curtis diserahkan kepada pasukan perdamaian PBB di Desa Al-Rafid, Quneitra, Dataran Tinggi Golan. Penyerahan dilakukan pada 24 Agustus pukul 18.40 waktu setempat.

Setelah pemeriksaan kesehatan, Curtis diserahkan kepada perwakilan Pemerintah AS.

“Negosiasi pembebasan Curtis ditangani oleh Qatar,’’ kata seorang pejabat senior PBB. Curtis dalam keadaan aman dan berada di luar Suriah. Tak lama lagi, ia bertemu keluarganya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf menegaskan, tak ada uang tebusan dalam pembebasan Curtis. “Pemerintah AS tak memberikan konsesi kepada teroris, termasuk tebusan. Dalam kasus ini, kami tak melakukannya,’’ katanya, seperti dilansir Guardian.

Menurut Harf, AS juga tak mendukung pihak ketiga membayar uang tebusan. Saat ditanya usaha apa yang dilakukan AS membebaskan Curtis yang disandera selama 22 bulan, ia menyatakan, ’’Biarkan al-Nusra mengungkapkannya sendiri.’’

Pembebasan itu, kata Harf, merupakan desakan dari keluarga Curtis dan mereka meminta bantuan kepada Qatar untuk memediasi.(rol/fen)

Share
Leave a comment