Presiden Serukan Pemimpin Dunia Akhiri Krisis Kemanusiaan di Gaza

israel-serang-gaza-palestinaSerangan bom Israel ke Gaza.(afp)

 

TRANSINDOENSIA.CO –  Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menulis surat terbuka terkait krisis kemanusiaan di Gaza. Dalam surat yang ditutujukan kepada para pemimpin dunia tersebut Presiden mengajak untuk segera mengakhiri krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh serangan militer Israel terhadap warga Gaza.

“Kita ingin tragedi kemanusiaan itu segera bisa diakhiri, gencatan senjata bisa segera diberlakukan. Kita tidak tega melihat kaum perempuan, anak-anak, dan golongan lanjut usia menjadi korban, baik meninggal ataupun luka-luka. Dan mereka adalah orang-orang yang tidak berdosa,” ujar Presiden SBY dalam keterangan pers di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/7/2014)

Surat terbuka tersebut dimuat dalam bahasa Inggris di Harian Strait Times edisi 31 Juli 2014. Dalam surat itu SBY sebagai Presiden sebuah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia menyatakan tidak hanya bersedih dan marah. “Hingga saat ini saya juga aktif melaksanakan diplomasi beserta para menteri dan diplomat Indonesia, termasuk dengan Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas,” tulis SBY.

Namun, situasi di Gaza bertambah buruk. Oleh karenanya, dari Jakarta, Presiden SBY meneriakkan seruan moral kepada seluruh bangsa di dunia, utamanya para pemimpin dunia, dan utamanya lagi kepada pemimpin Israel dan Hamas, untuk segera menghentikan kekerasan dan tragedi di kawasan itu.

“Dengan seruan ini saya berharap para pemimpin dunia segera mengambil tanggung jawab bersama dan benar-benar bisa melakukan atau ‘memaksakan’ gencatan senjata dan mengakhiri operasi-operasi militer yang nampaknya makin tidak pandang bulu,” lanjut Presiden SBY.

Namun, sebagai seorang muslim, SBY tidak melihat masalah ini dari segi agama. Serangan Israel di Jalur Gaza merupakan isu kemanusiaan, moralitas, hukum, dan etika perang, serta tindakan yang telah melebihi kepatutannya.

“Tragedi kemanusiaan dan penderitaan manusia yang tak terperikan ini juga berkaitan dengan rasa tanggung jawab dari para pemimpin, yang baik langsung maupun tidak langsung telah membuat tragedi kemanusiaan ini terus berlangsung,” SBY mengingatkan.

Dalam surat tersebut, SBY memberikan pandangan dan usulan konkret sebagai pemimpin Indonesia. “Agar dalam hitungan jari, kalau perlu hitungan jam, para penentu perdamaian dan keamanan dunia, yaitu Dewan Keamanan PBB, utamanya para pemegang Hak Veto, dan negara-negara kunci di kawasan Timur Tengah, segera duduk bersama dan benar-benar bisa memaksakan gencatan senjata. Semangatnya adalah peace-making,” kata Presiden.

Setelah gencatan senjata dapat diwujudkan, maka intensifkan bantuan kemanusaain dan proses politik yang lebih inklusif dan konklusif.(pri/sof)

Share
Leave a comment