TRANSINDONESIA.CO – Siapa yang menyangka bocah bertubuh padat berisi ini pernah terkena kanker ganas selama tiga tahun dan menjalani 80 kali kemoterapi. Namun, kegigihan dan semangatnya membuatnya bebas dari kanker. Ia adalah Marshall Ravi Pratama (6) atau yang dikenal dengan Ravi `Superboy Indonesia`.
Hati Lidya Afrilliyanti, ibu dari Ravi Superboy Indonesia begitu hancur ketika mengetahui buah hatinya terkena kanker ganas Limfoma Hogskin stadium 2 lanjut saat berusia 3 tahun. Ia sampai mengurung diri selama satu tahun dan tak mau berinteraksi dengan siapapun.
“Pada saat aku dengar dia kanker ganas dan stadiumnya sudah dekat, aku sempat drop. Ngurung diri kurang lebih satu tahun, aku nggak mau berinteraksi dengan siapapun karena masih nggak percaya, Sempat juga berniat mengakhiri hidup karena pada saat itu aku merasa Tuhan nggak adil banget,” kata Lidya di Kantor Redaksi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Lidya menceritakan penyakit yang diderita anaknya itu berawal dari pilek dan batuk yang berkepanjangan selama kurang lebih tiga bulan. Awalnya, Lidya dan suaminya tak curiga apapun karena dokter juga hanya memberikan obat-obatan dan tak melakukan rontgen.
Setelah kurang lebih enam bulan, Lidya merasakan ada benjolan di dalam leher kanan saat memandikan Ravi. Ketika dibawa ke dokter benjolan tersebut diduga kelenjar biasa sehingga tak diadakan apapun dan hanya diberi obat.
“Tapi benjolan itu menjadi membesar dari sebesar kacang hijau menjadi sebesar biji kelengkeng. Kemudian sempet beberapa ke alternatif juga dan kita bukan jadi jauh lebih baik tapi sebaliknya kalau bahasa kasarnya kena tipulah,” kata Lidya.
Lidya sebenarnya sudah disarankan dokter agar dilakukan biopsi, namun ia dan suaminya takut. Setelah beberapa lama, benjolan tersebut berkembang sebesar telur angsa dan jumlahnya bertambah menjadi tiga buah di leher kanan dan dua di leher kiri.
Saat Ravi didiagnosa terkena kanker getah bening itu, berat badannya sempat mencapai 14 kilogram (kg). Menurut dokter, semua itu bermula dari lendir pilek dan batuk yang berkumpul dan dipicu oleh makanan seperti junk food.
“Lendir yang harusnya dikeluarkan melalui muntah atau hidung ternyata lendir menggumpal di paru-paru. Karena aku ibu muda, biasa suka kasih gorengan nugget dan french fries. Ketika kondisinya drop dan aku kasih junk food itu memicu. Jadi semua tubuh manusia terdapat sel kanker, tergantung kita menyuburkan atau tidaknya,” kata Lidya.
Namun, setelah berjuang selama kurang lebih tiga tahun dengan menjalani operasi, suntik sehari bisa 17 kali, serta 80 kemoterapi, dokter menyatakan tubuh Ravi sudah bersih dari kanker pada September 2013. Bahkan Ravi terlihat seperti tak pernah terkena kanker. Ia selalu semangat saat tampil di manapun.
“Dokter menekankan kanker itu bisa hadir kembali tergantung pribadi kita, bisa menjaga atau tidak. Menumbuhkan atau tidaknya dengan menghindari makanan junk food, soft drink. yang utama hati dia itu senang, karena bahagianya itu bisa memberikan positif buat dia,” kata Lidya.(lp6/sis)